Makin Kebablasan dan Memalukan, Cak Imin Melamar Jokowi, Ajukan Proposal Agar Jadi Cawapres

loading...






Cak Imin makin tidak terkontrol. Dia tidak bisa menggendalikan syahwat politik yang sangat menggebu-nggebu. Ini berbahaya dan bisa menurunkan marwah PKB sebagai partai yang notebene identik dengan NU. Bukan karakter orang NU jika sampai ngoyo seperti itu dalam urusan kekuasaan.

Tanpa malu-malu, Cak Imin melamar Jokowi, mengajukan proposal agar bisa jadi pendamping Jokowi di Pilpres 2019.


"Proposal politik yang saya ajukan adalah sebagai cawapres Jokowi, yang sampai saat ini menjadi satu-satunya capres yang sudah muncul," ujar Muhaimin Iskandar yang biasa disapa Cak Imin

"Hari ini untuk pertama kalinya saya secara resmi ngaku sebagai cawapres. Selama ini saya belum pernah ngaku meskipun iklan bilboard saya sebagai cawapres ada di mana-mana," katanya.

Cak Imin berpendapat, untuk memenangkan Pilpres 2019, Jokowi hanya punya dua pilihan. Pertama, mengambil suara dari kalangan Islam atau, kedua, dengan nekat sekalian mengambil cawapres dari kalangan ekonom murni yang berarti mengandalkan elektabilitas Jokowi saja.

"Tetapi saya kira opsi kedua tersebut sangat rawan. Jadi pilihan paling rasional adalah memilih saya sebagai cawapres," kata Cak Imin sambil tertawa.

Saya rasa siapapun akan muak dengan pernyataan-pernyataan yang dilontarkan oleh Cak Imin. Ungkapan-ungkapan yang terlihat begitu sombong dan tidak tahu diri. Ini bukanlah sikap terpuji. Bahkan seandainya Cak Imin benar-benar islami dan berkompeten menjadi cawapres Jokowi, ungkapan-ungkapan seperti ini memang tidak layak dikeluarkan.

Saya semakin yakin jika sebenarnya Cak Imin bukan orang yang pantas mendampingi Jokowi. Tidak ada satupun orang hebat yang merasa dirinya hebat. Kebanyakan orang yang mengaku hebat justru biasanya tidak hebat. Karena memang tidak hebat, maka dia ingin dianggap hebat oleh orang lain.

Orang yang benar-benar hebat dan berkualitas justru cenderung menutup diri, tidak koar-koar menyatakan dirinya hebat apalagi sampai melamar dan mempromosikan diri. Orang-orang seperti ini biasanya banyak dicari orang. Ia bagaikan mutiara di dasar lautan yang diburu oleh orang meskipun harus menyelam dulu ke dasar lautan.

Cak Imin juga tidak berhenti mengeluarkan pernyataan-pernyataan yang memuakkan, seolah-olah Jokowi hanya akan menang jika menggandeng dirinya.

Cak Imin meyakini Jokowi akan menggandeng sosok calon wakil presiden dari kelompok Islam guna mendongkrak elektabilitas dalam kontestasi Pemilihan Umum Presiden 2019.

“Kalau nekat wakil bukan dari gerakan Islam, misalnya dari ekonomi murni, itu artinya hanya mengandalkan elektabilitas Pak Jokowi. Menurut saya ini rawan,” katanya di Jakarta, Rabu 14 Maret 2018.

Guna mengakomodasi tren tersebut, Muhaimin menilai representasi umat Islam harus memiliki tempat dalam Pilpres 2019. Saat ini, imbuh dia, Nahdlatul Ulama (NU) dan PKB merupakan elemen umat Islam terkuat masing-masing di bidang organisasi massa dan partai politik.

Muhaimin atau Cak Imin beruntung memiliki latar belakang NU dan PKB sehingga dapat menjadi magnet meraup suara umat Islam. “Saya ini belum lahir saja sudah NU. Suara PKB itu 11 juta,” kata Muhaimin.


Cak Imin juga menyatakan bahwa dirinya memiliki modal sosial dan politik paling kuat dibandingkan dengan nama-nama tersebut. Apalagi, dia merasa rekam jejaknya sebagai bekas menteri, wakil ketua DPR, dan bos parpol lebih membantu mendongkrak elektabilitas Jokowi.

“Kalau Pak Jokowi tak ajak saya bisa gawat. Kalau tak gandeng saya pasti menyesal,” katanya sambil tertawa.

Mudah-mudahan pernyataan-pernyataan yang dikeluarkan oleh Cak Imin membuat Jokowi berfikir seribu kali jika hendak menggandeng Cak Imin. Cak Imin hanya besar omong dengan kualitas yang belum terbukti. Agresifitas Cak Imin juga menunjukkan bahwa Ia sosok yang begitu ambisius dan oportunis.

Bagi saya Cak Imin oportunis sejati. Partainya sendiri belum mendeklarasikan diri mendukung Jokowi, tapi dirinya sudah terlalu percaya diri akan digandeng Jokowi. Masih mending partai-partai lain seperti PPP, Nasdem, Perindo, Hanura, dan PSI, Golkar yang sejak dini mendukung Jokowi dengan atau tidak dengan imbalan sebagai cawapres Jokowi.

Jika dianalogikan seperti seorang perempuan, saya yakin orang pada umumnya akan menganggap murahan kepada perempuan yang begitu agresif mendekati seorang laki-laki bahkan sampai melamar. Padahal, laki-laki tersebut tidak menunjukkan tanda-tanda suka kepada perempuan tersebut. Tapi karena sudah sangat ngebet, perempuan tadi nekat melamar laki-laki. Saya kira tindakan perempuan tadi sangat memalukan.

Begitu gambaran Cak Imin saat ini. Tidak ada yang suka dengan politisi yang begitu ambisius, terlalu besar kepala dan agresif, bahkan tanpa malu-malu melamar dan mengajukan proposal agar dijadikan cawapres Jokowi. Saya rasa tindakan Cak Imin bisa menjatuhkan Marwah PKB sebagai partai yang notabene partai Islam dan identik dengan NU.



0 Response to "Makin Kebablasan dan Memalukan, Cak Imin Melamar Jokowi, Ajukan Proposal Agar Jadi Cawapres"

Posting Komentar