BERITA VIRAL !!!! Jebrett!! Bank Dunia Bantah Hanafi Rais Dan Amien Rais, Pengibulan Tingkat

loading...

Waah, balik lagi ke soal tudingan Amien Rais nih. Kalau tadi di bagian “bagi-bagi sertifikat tanah”, nah yang ini di bagian “ketika 74 persen negeri ini dimiliki kelompok tertentu seolah dibiarkan. Ini apa-apan?”. Pernyataan dramatis yang bikin meringis.

Kemudian, anak Amien Rais yang juga Wakil Ketua Umum PAN, Hanafi Rais mengatakan bahwa soal tanah yang dikatakan oleh Amien Rais itu merujuk pada data Bank Dunia. Seperti yang dilansir oleh detik.com, “74 Persen tanah negara dikuasai segelintir orang itu itu adalah laporan bank dunia tahun 2015. Itu kan ada datanya, jangan dibantah," kata Hanafi.


Menurut Hanafi, Amien pasti bicara dengan data, tidak asal bunyi. Amien pun diyakininya siap menjelaskan secara rinci terkait pernyataan soal sertifikasi tanah Jokowi. "Memang saya kira nanti Pak Amien akan menyiapkan tulisan, memang sedang menyiapkan tulisan secara lebih utuh dan yang disampaikan oleh Pak Amien kemarin itu memang ada datanya," ujar dia. "Jadi yang disampaikan pasti ada datanya. Kalau mau dipertajam diperlengkap datanya, tentu nanti sangat bisa. Kita banyak masukan dari LSM, dari pakar ekonomi, pakar pertanahan yang selama ini memang memberi, mem-feeding informasi dan data," tegas Hanafi.

Itu kemarin. Nah, hari ini malah ada bantahan dari Bank Dunia sendiri. Dilansir oleh detik.com, Bank Dunia membantah pernah mengeluarkan laporan mengenai status penguasaan lahan di Indonesia yang dissebut politikus Hanafi Rais. Lembaga global ini menyayangkan adanya politikus yang membawa-bawa namanya. Country Director World Bank for Indonesia, Rodrigo A Chaves menegaskan bahwa pihaknya tidak pernah menerbitkan laporan seperti semacam itu. "World Bank tidak pernah menerbitkan laporan seperti itu. Sangat jelas saya katakan bahwa itu tidak benar," tuturnya.

Rodrigo mengaku mengetahui tentang pemberitaan tersebut. Namun dia menyayangkan nama WBank Dunia ikut disebut. Meski begitu, dia memandang Presiden Joko Widodo telah melakukan program reformasi pertanahan yang cukup ambisius. Jokowi menargetkan bagi-bagikan 7,5 juta sertifikat tanah. "Tapi itu sangat bagus untuk menormalisasikan kepemilikan tanah. Tapi ingat kalau 74% tanah itu juga sebagian besar masih dikelola oleh pemerintah. Saya tidak mengerti mengapa orang membuat isu politik seperti itu," imbuhnya.

Waduuh… Ini kok kayak kasus pidatonya Prabowo Indonesia 2030 bubar sih. Sudah berapi-api, bikin heboh, dan bikin geram, lalu menimbulkan polemik. Eh kok malah dibantah sama yang katanya memiliki datanya. Makanya saya kok kepikirannya untuk menyebut kejadian ini sebagai pengibulan juga. Malah pengibulannya jadi tingkat dunia karena melibatkan Bank Dunia. Kecuali kalau akhirnya Amien Rais bisa memberikan data yang valid bahwa apa yang dia katakan itu benar. Kalau bisa hehehe…

Sebenarnya Presiden Jokowi sudah pernah memberikan fakta senada, yaitu ketika beliau membuka Sidang tanwir PP Muhammadiyah di Ambon pada tanggal 24 Februari 2017, “Ada 55,5 persen lahan di Indonesia yang kepemilikannya terpusat ke sedikit pihak tertentu saja. Sedangkan petani ada yang hanya buruh, yang memiliki juga pun rata-rata seperempat hektar. Ini data yang kita punyai.” Namun, yang tidak bisa diterima oleh Presiden Jokowi dari tudingan Amien Rais adalah bagian “pengibulan” itu, seakan-akan semua adalah salahnya Jokowi. “Tapi memang kita harus ngomong apa adanya. Memang ada ketimpangan dalam kepemilikan, tapi juga harus mengerti bahwa distribusi itu bukan saya yang melakukan. Itu yang saya tidak mau saya dituding-tuding. Bahwa kita membagikan saja tidak," tegas Presiden Jokowi.

Pernyataan Presiden Jokowi ini sangat logis. Jauh sekali bedanya dengan tudingan Amien Rais yang baru didengar pun sudah terasa tidak logis. Yang terasa justru semacam aura kebencian yang entah apa sebabnya. Kenapa ya benci sekali dengan Presiden Jokowi? Ok, mari kita lihat perkembangannya. Apa lagi yang bisa dikatakan pihak sebelah untuk menghindari maupun memantulkan peluru dari bantahan Bank Dunia tersebut.

(Sekian)

sumber

Tweet