loading...

Beredar di website gereja Tiberias yang menuliskan bahwa tidak ada hubungan antara Arseto dan Pariadji. Surat pernyataan dari Pdt. DR. Yesaya Pariadji dari Gereja Tiberias Indonesia, pun terpampang dengan besar di website, dan disebarkan melalui jejaring media sosial. Begini bunyinya.
SURAT PERNYATAAN Pdt. DR. YESAYA PARIADJI (GEREJA TIBERIAS INDONESIA)
Sehubungan dengan pemberitaan di berbagai media sosial serta Surat Pernyataan yang dibuat dan ditandatangani oleh Sdr Arseto Suryoadji, yang pada intinya menyatakan:
Sdr Arseto Suryoadji tidak memiliki hubungan apapun dengan nama Pariadji
Sdr Arseto Suryoadji tidak memiliki hubungan apapun dengan Gereja Tiberias Indonesia
Maka dengan ini Pdt. DR. Yesaya Pariadji atas nama Gereja TIberias Indonesia (“Gereja”) menyatakan, sebagai berikut:
Gereja tidak berpolitik
Gereja tidak memiliki hubungan apapun dengan Arseto Suryoadji.
Gereja tidak mendasari dan tidak mendukung sikap politik Arseto Suryoadji
Gereja dan Pdt DR Yesaya Pariadji tidak bertanggungjawab atas segala pemikiran, perkataan, perbuatan maupun tindakan lainnya yang dilakukan oleh Arseto Suryoadji. Segala perbuatannya adalah tanggung jawab pribadi.
Demikian pengumuman ini dibuat untuk diketahui oleh khalayak ramai, masyarakat umum serta seluruh jemaat GTI Tiberias.
Pdt. DR. Yesaya Pariadji (Gembala Sidang Gereja Tiberias Indonesia)
Jujur saja saya tidak mengerti apa maksud dari surat pernyataan Pariadji ini, pendeta GTI yang biasa melakukan KKR Kesembuhan dan Pelepasan Resesi Ekonomi ini. Saya tidak mengerti tujuan surat ini apa, permasalahannya, dan pandangannya terhadap kasus Arseto.
Padahal kejadian yang viral saat ini adalah ketika Arseto mengunggah videonya. Lantas dari mana muncul surat pernyataan yang mengatakan Arseto tidak punya hubungan dengan Pariadji dan GTI?
Mungkin pertanyaan tidak penting yang ingin saya tanyakan kepada Pariadji adalah begini… Memangnya Arseto ada membuat surat pernyataan yang mengatakan bahwa dirinya tidak memiliki hubungan apapun dengan nama Pariadji dan Gereja Tiberias Indonesia?
Jika ada, kok saya tidak tahu ya? Padahal saya mengikuti kasus ini sejak beberapa hari yang lalu. Banyak koneksi yang saya miliki, tidak memberikan surat ini. Jadi, surat pernyataannya di mana? Ah mungkin saya yang terlalu kudet untuk hal ini dan kurang gaul. Hehe.
Lagipula, bukan Arseto yang ingin saya angkat di artikel ini. Namun saya ingin mengangkat tema mengenai konsistensi gereja dalam pandangannya terhadap politik. Kita lihat kakak Arseto, yakni Aristo Purboadji Pariadji.
Sebenarnya surat pernyataan ini sudah cukup baik menyatakan sikap gereja terhadap politik. Saya sangat setuju bahwa gereja tidak perlu mengurusi politik. Gereja sejati berperan sebagai tubuh Kristus yang menyatakan kebenaran yang hakiki, sesuai dengan Firman Tuhan yang diajarkan di Alkitab, bukan asal-asal bicara dan mengatakan "Tuhan berkata kepada saya...." dan seterusnya...
Gereja sejati berperan untuk menjadi suluh bagi gelapnya dunia di Indonesia. Saya pun mengapresiasi GTI sempat membuat statement tertulis bahwa anak Pariadji bernama Aristo Purboadji tidak lagi terdaftar sebagai pendeta, karena bermain di politik. Foto pengumuman tersebut sudah beredar di dunia maya.
Namun mengapa di website gerejamu, nama Aristo masih muncul sebagai pembicara? https://www.tiberias.or.id/pastor/aristo-pariadji adalah buktinya. Padahal kita tahu bahwa Aristo saat ini adalah kader Gerindra aktif di Dapil 2. Silakan simak buktinya di sini: https://megapolitan.kompas.com/read/2014/05/13/1035508/Ini.Nama-nama.Anggota.DPRD.DKI.Periode.2014-2019 sudah jelas?
Jadi sebenarnya saya ingin mempertanyakan poinmu dalam mengatakan bahwa “Gereja tidak berpolitik”. Di mana konsistensimu? Apakah bisa dijelaskan? Jika bisa dijelaskan, tolong dijelaskan. Anda sudah menuliskan di media cetak bahwa Aristo tidak lagi terlibat pelayanan di gereja. Tapi mengapa Aristo tetap terdaftar menjadi pembicara? Apakah pembicara di gereja bukanlah sebuah pelayanan yang dimaksud seperti di media cetak?
Mohon penjelasannya. Sebenarnya hal ini adalah hal yang saya pertanyakan. Statement sudah keluar di media cetak, namun mengapa saat ini namanya masih terdaftar di website gerejanya? Sebenarnya politik dan agama itu memang harus dipisah. Agama menjadi penerang bagi politik.
Saya hanya mempertanyakan maksud dari Pariadji yang mengatakan gereja tidak berpolitik. Kenyataannya Aristo, kader Gerindra, masuk jadi daftar pembicara gereja di website resmi gereja. Dimana konsistensinya? Ini pertanyaan serius dari saya. Saya tidak menuding. Saya menunggu penjelasannya. Ini berbicara tentang konsistensi.
Jika ada seorang pendeta, yang juga merupakan kader partai, politik tertentu, bagi saya itu akan berdampak kepada conflict of interest. Sebenarnya untuk bagian detail dan teologis praktis, saya tidak terlalu ambil pusing. Namun begini, bagaimana jadi saksi Tuhan di dunia, jika pendeta ini tidak pernah hadir di rapat rutin Komisi C DPRD DKI selama tiga bulan dan alasannya menyusun buku? Bagi saya, ini memalukan.
Sebenarnya tidak ada yang salah jika pendeta berbicara mengenai politik asal sesuai dengan kebenaran yang dipegang. Namun menjadi hal yang tidak konsisten jika pernah ada statement "gereja tidak berpolitik", namun seorang Pendeta rangkap anggota Komisi DPRD yang tentu adalah jabatan politik.
Simak saja pemberitaan di sini https://megapolitan.kompas.com/read/2015/12/03/10343751/Anggota.Fraksi.Gerindra.DPRD.DKI.Ini.Tiga.Bulan.Tak.Aktif sudah cukup jelas. Untuk tanggapannya, bisa dilihat di sini http://www.tribunnews.com/metropolitan/2015/12/09/susun-buku-aristo-beberkan-alasan-tak-terlihat-di-dprd-dki pun dipampang bahwa dirinya sedang membuat buku. Lah? Tanggungjawab nya apa, tapi kerjanya apa… Tidak nyambung loh…
Betul kan yang saya katakan?
0 Response to " Berita Viral !! Apa Maksud Klarifikasi Pariadji Terhadap Gereja dan Politik?"
Posting Komentar