Ustaz Abdul Somad Antek Teroris?

loading...






Ustaz Abdul Somad (UAS), namanya kini begitu populer. Bahkan popularitasnya nampaknya mengungguli ustaz-ustaz kondang Indonesia lainnya. Nama besar yang dimiliki AA Gym, Ustaz Yusuf Mansur, Mama Dedeh, atau ustaz Maulana misalnya, seakan tertutupi oleh pamor ustaz kelahiran Asahan, Sumatera Utara itu.

Namun, terlepas dari ketenarannya. Terlepas dari orang banyak yang senantiasa mengeluk-elukkan namanya dalam setiap kunjungannya, beberapa kali dia ditolak. Suatu kali, ketika UAS hendak memberikan ceramah di Bali, dia didemo dan tidak diizinkan berceramah karena dia dianggap kerap menyampaikan ceramah-ceramah provokatif.


UAS yang kerap menyinggung-nyinggung agama lain dalam ceramahnya, membuat masyarakat Bali marah. Pun ketika dia diundang berceramah di Hong Kong, dia mengalami nasib nahas. Maksud hati ingin tampil berbicara di depan banyak orang, yang terjadi justru sebaliknya. Dia tidak diizinkan masuk dan lantas dikembalikan ke tanah air.

Ketika aksi teror bom yang meledak di tiga gereja dalam waktu yang hampir bersamaan di Surabaya, Jawa Timur kemarin (13/05/2018), sebuah video ceramah Ustaz Abdul Somad yang membahas tentang bom bunuh diri, beredar luas di media sosial. Para netizen mengecam isi ceramah ustaz yang merupakan dosen di UIN Sultan Syarif Kasim Riau itu.

UAS, yang oleh salah satu stasiun televisi swasta akan mengisi acara Ramadhan, dianggap tidak pantas oleh para warganet. UAS dinilai tidak berbeda dengan Maaher At-Tuwailibi. Ustaz Maaher rencanya juga akan menjadi salah satu pengisi acara di stasiun TV tersebut yang akhirnya ditolak karena statusnya di facebook yang membuat publik heboh.

Status di akun facebooknya yang sangat tidak menghargai nilai-nilai kemanusiaan itu, dipostpasca terjadinya kerusuhan di Mako Brimob. Ustaz Maaher menyebut bahwa polisi yang bertugas saat kerusuhan yang diakibatkan oleh 155 napi teroris itu, disebutnya sebagai gerombolan monyet berseragam bencong.

Dalam statusnya, Maaher mengungkapkan kegembiraannya atas gugurnya anggota kepolisian dalam kerusuhan tersebut. Aksi teror di Mako Brimob itu menurutnya adalah sebuah rekayasa yang dilakukan oleh pemerintah, yang disebutnya sebagai “boneka kayu peliharaan si tua bangka,” menjelang pesta demokrasi tahun depan.

Status Maaher tersebut lantas dihujat oleh para netizen. Para warganet mendesak agar ustaz berotak teroris itu tidak diberi panggung di stasiun televisi yang hendak memakai jasanya. Maaher dituduh sebagai antek teroris yang ingin menjadikan Indonesia sebagai Suriah kedua.

Berdasarkan status atau pernyataan kedua ustaz tersebut di media sosial, baik Ustaz Abdul Somad maupun Ustaz Maaher At-Tuwailibi sepertinya sama saja. Keduanya adalah ustaz yang setuju dengan tindakan terorisme untuk melenyapkan kaum kafir yang menurut mereka adalah musuh utama.

UAS dalam sebuah videonya menyebut bahwa tindakan terorisme dengan meledakkan bom di mana-mana yang mengakibatkan banyak orang tewas, merupakan niat yang baik untuk menegakkan hukum Allah. Karena cara-cara dengan meledakkan bom merupakan cara cepat untuk melakukan perubahan.

Sekali lagi, dalam videonya UAS menyebut bahwa tindakan terorisme merupakan niat baik.Dia tidak setuju dengan istilah teroris. Dia tidak setuju jika ada orang “Islam” yang meledakkan bom lalu disebut sebagai teroris. Menurut UAS, teroris yang sesungguhnya adalah Israel, Amerika Serikat, dan China. UAS dalam ceramahnya menyebut:



“…Ceramah tidak merobah keadaan. Gaji tak keluar. Baru di pintu masjid udah lupa, kata dia, maka harus perobahan dengan ledakkan! Ledakkan! Ledakkan! Saya melihat niat mereka baik. Masalah caranya itu tak diridhoi Allah saya tidak berani mengatakan Imam Samudra masuk neraka. Nanti tiba-tiba di akhirat dia masuk sorga? Ah, itu hak Allah…”

Yang perlu kita catat dan garis bawahi dari isi ceramah UAS itu adalah bahwa dia setuju dengan peledakan bom yang menurutnya adalah sebuah niat baik. Poin penting lainnya adalah bahwa UAS tidak setuju, jika ada yang meledakkan bom lalu disebut sebagai teroris.

Dalam video yang lain, lagi-lagi UAS menyatakan kesetujuannya terhadap aksi terorisme. Dia mengajak para jemaah yang mendengarkan ceramahnya untuk tidak menyebut istilah bom bunuh diri. Dia sangat tidak setuju dengan istilah bom bunuh diri. Sebab menurutnya itu adalah istilah orang kafir. UAS menyampaikan:


“Jangan katakan gerakan bunuh diri! Itu versi barat yang mengatakan. Yang betul adalah gerakan mati syahid, bukan mati konyol…Zaman sahabat nabi pake pedang, zaman sekarang tak pake pedang. Letupkan! Ledakkan! Mati syahid…”

Apa yang bisa kita petik dari video ceramah UAS yang kedua? Bahwa UAS tidak setuju dengan sebutan gerakan bom bunuh diri. Yang benar menurut UAS adalah mati syahid, bukan mati konyol yang menurutnya, itu merupakan istilah kafir yang berasal dari negara-negara barat.

Ustaz Abdul Somad antek teroris? Mari kita simpulkan sendiri.



0 Response to "Ustaz Abdul Somad Antek Teroris?"

Posting Komentar