Membongkar Profil Dian Anggraeni Umar, Mother of Satan, Pendukung Anies Dan Teroris

loading...






Berpenampilan soleh dan alim tapi berhati Iblis, ini pantas ditujukan kepada si wanita ini yang terang-terangan mendukung teroris. Portal-Islam.Id menguak fakta bahwa Dian Umar Anggraeni secara terang-terangan membela MCA atau Muslim Cyber Army. Lewat akun sosmednya yang memiliki banyak follower, Dian ini terus menebarkan opini sesat dan ngawur tingkat Setan. Ini namanya 'Mother of Satan', mengacu kepada nama bom yang dipakai teroris Surabaya!.

Di sisi lain Dian Umar yang arti nama ‘Dian’ berarti ‘cahaya’ malah otak dan hatinya diliputi kegelapan akut. Demennya menyebar berita hoaks dan ujaran kebencian yang terang-terangan. Dengan penampilan dan akun sosmednya, dia terus menggiring opini memelintir fakta serta menebar kebencian dan terus menjebak orang lain dengan penampilan yang serba soleha.


Laman Swa.co.id menampilkan bahwa Dian A. Umar sudah malang melintang dalam dunia kehumasan. Dia pernah menjadi PR Manager Sheraton Hotel & Tower Bandung, Marketing Communication Manager Harian Kompas Jakarta dan sempat memimpin Departemen PR Alatief Corporation (Group Korporasi milik Abdul Latief) sebagai PR Manager merangkap Head of Promotion.

Selain itu Dian Umar juga menjadi pengajar di beberapa perguruan tinggi terkemuka. Antara lain pernah menjadi dosen tamu di London School tapi kini tidak lagi. Lalu menjadi dosen part-time juga di Universitas Multimedia Nusantara tapi sejak 1 Juli 2017 sudah tidak mengajar lagi.

El-Diablo juga menguak fakta bahwa Dian Anggraeni Umar pernah menjadi tim sukses Anies Baswedan-Sandi Uno. Bahkan setelah sukses mengantarkan Anies, dirinya pernah menjadi pembicara untuk sebuah pelatihan media speaking di Balai Kota pada akhir November 2017.

Jangan-jangan jadi stafnya Anies pula. Nah, kacau bila dia bisa menyelinap dan menjadi staffnya Anies di Balai Kota. Dengan penampilan religi maka Anies-Sandi pasti akan tercengang dan mengikuti kemauannya, koplak.

Wanita yang licin bak ular ini secara konsisten terus menyebar status yang berisi nyinyiran dan sindiran yang penuh kebencian kepada Pemerintah. Tak terkecuali dengan kejadian pengeboman gereja-gereja di Surabaya, dia langsung melempar status yang menuding Pemerintah melakukan settingan.

Dian langsung mengunggah status dengan mengirim tautan dari Detik.com tentang anggaran Polri sebesar Rp.1,9 triliun untuk pemberantasan terorisme, sembari menulis pesan begini: “Anggaran penanggulangan teroris hampir 1,9T setiap tahunnya dan didanai oleh APBN. Jadi biar anggaran itu diserap dengan baik, perlu ada cerita terorisnya, paham kan sayang maksud saya.

Penggiringan opini yang jelas-jelas membuat netizen yang tak paham akan kembali menuding bahwa kasus bom di Surabaya itu pada akhirnya hanyalah sandiwara belaka. Ini adalah fitnah keji dan status yang biadab.

Status itu jelas menunjukkan seolah-oleh aksi teroris itu seakan fiksi belaka karena berdasarkan opini si Dian ini tujuannya agar dana bisa turun. Betapa jahatnya wanita jahanam ini yang tak memakai nalar atau hati.

Tak ada rasa empati dan simpati kepada korban bom yang berjatuhan dari anak kecil sampai orang tua. Tak ada kepedulian sebagai sesama warga Indonesia yang masih dilanda dukacita. Statusnya menunjukkan kebengisan dan kebencian yang bercokol dalam hatinya.


Status dan akun medsos Direktur Eksekutif dan pendiri Holistic Reputation Advisory ini akhirnya dihujani kecaman keras para netizen. Panik atau takut, semua akun medsosnya raib. Status itu beberapa jam kemudian diedit olehnya menjadi: “Anggaran penanggulangan teroris hampir 1,9T setiap tahunnya dan didanai oleh APBN.”

Dengan memiliki follower di Facebook kurang lebih 26 ribu orang maka akun sosmednya ini menjadi sarana ampuh untuk menyebarkan fitnah agar followernya makin nyinyir dan membenci Pemerintah. Tak lama kemudian akus FB-nya hilang disusul Instagram, Twitter dan LinkedIn sudha tak bisa diakses lagi.

Konyolnya si Dian ini mampu mengecoh lembaga-lembaga pemerintah, termasuk kementerian dengan berbagai tipu dayanya. Dengan menjadi pembicara dan menawarkan jasa konsultannya, dia terus eksis dan bahayanya dia makin menebar racunnya agar para ASN menjadi haters Pemerintah.

Berikut kementerian, BUMN, dan lembaga yang pernah menggunakan jasa konsultansi kehumasannya antara lain Kemenhub, Kemenkes, Kementan, Kemenkominfo, Kemensetneg, sedangkan lembaga negara atau badan usaha milik negara antara lain Semen Indonesia, Pertamina, SKK Migas, KPK, dan BPK.

Koplaknya Dian pernah menjadi marketing communication di Harian Kompas. Nah, ternyata dirinya benar-benar licin untuk masuk ke berbagai media. Kompas kecolongan dengan model Iblis seperti ini.

Sudah waktunya Kementerian dan Lembaga Pemerintah berhenti memakai jasa konsultan yang ngawur dan menebarkan racun ideologi yang sesat. Jangan ada lagi Kampus yang menawarkan jasanya sebagai pengajar. Perusahaan, lihat track recordnya, jangan dipakai atau diundang lagi untuk jasa konsultannya.

Manusia ini harusnya jangan tinggal di negeri ini. Mendukung teroris berarti mendukung pusaran kebencian, radikalisme serta mendukung pembunuhan dan pembantaian. Tak pantas hidup di INKRI. Mengatakan bahwa aksi teroris itu rekayasa benar-benar menunjukkan dirinya tak punya otak dan hati. Ini mah tak lebih dari monyet dan cecunguk.



0 Response to "Membongkar Profil Dian Anggraeni Umar, Mother of Satan, Pendukung Anies Dan Teroris"

Posting Komentar