Mengapa Mau Minta Infak Saja Harus Menjual Nama Mohammad "Mo" Salah???

loading...






Apa ya kira-kira reaksi Mohammad Salah yang dipanggil "Mo" oleh seluruh orang di dunia kalau dia tahu bahwa ada sekitar 500 orang akan menggelar aksi damai berunjuk rasa di depan Kedutaan besar Spanyol di Jakarta..... ??

Apakah dia akan mentuitkan sesuatu yang spesial di akun twitternya dan ditujukan khusus pada Koordinator aksi, Mohammad Dendi Budiman yang mengklaim merupakan anggota Big Reds Indonesia?? Mungkin saja, kalau si Dendi ini memberi tahu Mo bahwa dia akan menggelas aksi unjuk rasa ini besok di depan kedutaan besar Spanyol di Jakarka.


Kebayangnya, si Dendi ini akan menulis begitu :

My brother Mohammad Salah, you are our brother as you are Muslim and we will do protest to Spanish Embassy for you, my brother. We will make sure with our deed that Sergio Ramos will be punished to what he did to you, my brother and so does Real Madrid.... blah blah blah...

Apa kira-kira tanggapan Mo yah?? Kalau saya membayangkan dia akan mengerutkan keningnya, lalu berpikir "Ini siapa yah?????"

Tapi saya juga yakin, tanggapan Mo akan sangat lain kalau saya kasih tahu pada dia, isi pesan yang disebarkan yang menggunakan alasannya "ada saudara mereka sesama muslim yang sedang teraniaya", Waduh teraniaya??? Berat amat bahasanya ya???

Mudah-mudahan Mo tidak akan tersinggung dengan alasan diadakannya gelar. Karena kalau kita pahami, Mo ini bukan manusia se-type dengan si Muhammad Dendi Budiman ini. Walaupun mereka sama-sama bernama Muhammad.

"Mo" ini betul seorang Muslim karena dia adalah berkebangsaan Mesir. Tapi dengan dia menerima kontrak dari klub sepak bola Liverpool yang notabene adalah klub milik negara Inggris, artinya Mo ini orang yang tidak memandang manusia lain sebagai "saudara"nya karena alasan SEIMAN atau sesama Muslim.

Karir Mo memang berawal dari klub nasioanl Mesir, tapi kemudian dia pindah ke Basel, kota asal Roger Federer di Switzerland, dan bermain di sana sebelum akhirnya dilirik oleh Chelsia yang mengontraknya dengan bayaran 11 juta pounsterling pada tahun 2014. Lalu dia bermain untuk Florentina dan Roma dengan bayaran yang lebih tinggi. Dan akhirnya Mo memutuskan untuk bermain dengan Liverpool pada tahun 2017 dengan nilai kontrak sebesar 36.9 juta pounsterling !!

Apa pernah Mo berpikir atau mempertimbangkan tentang persamaan atau perbedaan agama diantara mereka???? Seperti alasan pembelaan yang akan Dendi Budiman lakukan di Jakarta sini???

Mungkin Mo akan tersenyum kecut kalau dia tahu bahwa sekelompok muslim di Indonesia menjual nama dia untuk berunjuk rasa dengan tajuk AKSI BELA SALAH di Jakarta, tapi ujungnya diembel-embeli kalimat "Mari bergabung dalam Aksi Bela Salah besok, siapkan infaq terbaik !!!"

Bukannya terima kasih yang disampaikan Mo, tapi malah pengacaranya yang keberatan nama SALAH dipakai untuk aksi meminta infak.


Walaupun pengacara Mo mengajukan keberatan dan meminta ganti rugi pada Real Madrid, saya yakin hubungan Mo dan Sergio Ramos tetap baik-baik saja. Karena yang namanya kecelakaan di lapangan pada saat pertandiingan, itu adalah bagian dari resiko para pemian profesional. Mereka dibayar mahal memang untuk bermain bagus dengan segala resiko yang harus ditanggungnya.

Seperti tuitan Mo setelah kejadian yang bunyinya sangat profesional : "I was a very tough night, but I am a fighter. Despite the odds, I'm confident that I'll be in Russia to make you all proud. Your love and support will give me the strength I need"

Sangat positif, tidak ada marah apalagi dendam pada Sergio Ramos. Lalu kenapa pula si Dendi Budiman ini sok mau membela sampai minta Sergio dan Real Madrid dihukum. Tanpa aksi unjuk rasa pun, mereka sudah pasti menyelesaikan masalah ini dengan cara-cara yang beradab dan beretika.

Sejujurnya, saya kurang setuju jika ada sebagian KAUM muslim melakukan aksi-aksi di jalanan membela apapun yang terjadi di dunia, seperti bela rohingya, bela palestina, bela suriah, bela ini dan itu, karena dasar "saudara seiman". Apa mereka tidak sadar bahwa sikap yang sedikit-sedikit melibatkan agama, membuat mereka menjadi terlihat terpisah dari komunitas masyarakat Indonesia???

Kalau orang Eropa, Amerika, Australia, negara maju manapun mulai berpikir bahwa kita harus melihat diri kita sebagai manusia global, di Indonesia, jangankan berpikir dan melihat diri sebagai manusia global, melihat diri sebagai manusian nasional saja, sebagian orang kesusahan.

Nah, orang-orang seperti si Dendi Budiman yang cuma mau berunjuk rasa dengan dasar "saudara seiman", mereka itu hanya mampu melihat diri mereka sebagai manusia regional. Karena kalau mereka mampu memandang diri mereka sebagai manusia nasional, mereka pasti akan berunjuk rasa dengan mengatas-namakan "Masyarakat Indonesia" peduli pada Mohammad Salah dan menentang permainan kasar di lapangan.

JIka si Dendi berunjuk rasa dengan mengatasnamakan "Masyarakat Indoneisa", rasanya aksi ini akan terdengar lebih ramah dan saya yakin pasti akan lebih banyak orang yang akan ikut serta. Kalau sudah pakai alasan "saudara seiman", orang lain yang sama-sama muslim pun belum tentu tertarik untuk berpartisipasi.


0 Response to "Mengapa Mau Minta Infak Saja Harus Menjual Nama Mohammad "Mo" Salah???"

Posting Komentar