loading...
Hanya karena peristiwa kematian dua anak di Monas, Eggy Sudjana mengusulkan ketua MUI dipecat. Padahal kematian dua anak itu, menurut kepolisian, bukan karena berdesakan antre sembako, melainkan karena dehidrasi dan penyebab lainnya.
Saya di sini tidak sedang membela K. H. Mahruf Amin. Saya tidak sedang membiarkan kematian dua anak di Monas begitu saja. Apalagi membela panitia bagi-bagi sembako, siapa pun itu. Mari kita dudukkan persoalan pada porsinya masing-masing. Peristiwa tertentu tidak melulu harus kita hubung-hubungkan dengan sesuatu yang lain yang tidak ada kaitannya.
"Ini jelas ini. Secara ilmu hukum ada kesepakatan-kesepakatan. Tidak ada untuk lintas agama itu. Bahkan sudah ada keputusan bersama antar Kementerian Agama dan pihak terkait untuk tidak berkaitan berdakwah kepada agama lain.”
"Kok nggak ada suaranya (MUI)? Kan ini kepentingan umat. Padahal ini kan kepentingan kanalisasi dari persoalan-persoalan umat."
"Jadi seperti membiarkan saja. Apalagi sini sudah bersinggungan dengan kepentingan dukung Jokowi. Nah ini kritik keras kita." (Tribunnews)
Bagi-bagi sembako di Monas tidak jelas panitianya. Ada yang mengatakan pendukung Jokowi ada yang mengatakan dari relawan Oke Oce. Ada yang mengatakan acara kebudayaan, sehingga mendapatkan izin dari Pemprov DKI. Ada pula yang mengatakan acara dilaksanakan dalam rangka Paskah.
Entah itu pendukung Jokowi, entah itu kegiatan kebudayaan, entah itu kegiatan keagamaan, bagi saya tidak ada yang pantas dilakukan di Monas. Maka menurut saya, siapa pun pembuat acara itu perlu diminta pertanggung jawaban.
Tetapi sangat tidak masuk akal bila dikatakan itu dakwah dari agama tertentu. Paskah sudah lama berlalu, maka tidak relevan lagi. Kalau pun demikian, apakah acara bagi-bagi sembako itu adalah dakwah agama tertentu? Tidak juga. Maka memang tidak seharusnya MUI menanggapi soal seperti itu.
“Kita mempersoalkan MUI kok enggak ada suaranya. Padahal ini kepentingan kanalisasi persolaan umat. Jadi MUI seperti membiarkan saja. Apalagi ini bersinggungan dengan pendukung Jokowi. Umat harus dilayani dengan baik, jangan demikian.”
“Jelas dugaan MUI Jokower jadinya. Kita usulkan Ketua MUI dipecat karena tidak mengurus agama, justru kita yang sering dipersoalkan yang Islam.” (Liputan6)
Kenapa MUI harus turun tangan dengan urusan yang tidak jelas? Gubernur saja masih di luar negeri. Wakil gubernur sudah melakukan mediasi dan diskusi. Artinya sudah aman. Apa yang harus diributkan lagi?
Kepolisian pun sudah mengeluarkan laporan terkait kematian dua anak di Monas. Bersadasarkan keterangan dokter, dua anak itu tidak meninggal karena berdesakan saat antri sembako, melainkan karena mengalami dehidrasi dan suhu tubuh yang tinggi. Ada juga diagnose bahwa salah satu anak sudah memiliki sejarah penyakit sebelumnya.
Kita sedih kehilangan dua generasi bangsa, iya. Kita menyesalkan peristiwa itu terjadi di tengah kegiatan sosial yang tidak jelas itu, iya. Siapa yang menginginkan kematian mereka, tidak ada. Siapa yang bergembira atas kematian mereka, juga tidak ada. Jangan-jangan yang menggoreng soal kematian merekalah yang bergembira karena merasa memiliki celah untuk menyerang pihak yang mereka tidak suka.
Apalagi ketika peristiwa di Monas dikaitkan dengan Jokowi dan hubungan antara Jokowi dengan ketua MUI. Seolah-olah Egy mencurigai ketua MUI melakukan kongkalikong dengan Jokowi. Ini tentu tidak sehat. Ini kecurigaan yang berlebihan.
Kalau melihat tanggapan-tanggapan ketua MUI terhadap peristiwa yang terjadi di negeri ini, kelihatannya memang tidak kelihatan sangat condong ke Jokowi. Bahwa Mahruf Amin tidak membela pidato Prabowo tentang Indonesia bubar 2030, adalah pandangan seorang pemuka agama yang harus menebar optimisme menghadapi tantangan zaman. Masak Mahruf Amin dipaksa membenarkan pidato Prabowo yang didasarkan pada fiksi?
Egy terlalu membesar-besarkan masalah. Seolah Mahruf Amin sudah membawa umat Islam masuk ke dalam neraka jahanam. Padahal umat Islam santai saja. Kematian dua anak di Monas bukan persoalan agama, melainkan persoalan kelalaian orang tua dan panitia penyelenggara. Lagian, kematian tidak memandang agama juga.
Sepertinya, Egy ini mau meng-Ahok-kan Mahruf Amin, yang karena masalah sepele, dijungkalkan dari takthanya dan dibuang ke penjara. Kamu salah besar bro… Kalau mau mencari yang paling berpengaruh terhadap peristiwa Ahok, bukan demo jutaan orang, bukan mulut si Rizieq, melainkan keputusan Mahruf Amin. Jadi kalau mau cari masalah dengan Mahruf Amin, jangan coba-coba deh Gy….
Bahwa dia sekarang saya anggap berada di jalan yang benar adalah karena dia membantu Jokowi dalam hal keagamaan. Sebaliknya, sekarang Eggy mau menjatuhkan Mahruf Amin, itu semata-mata karena kebencian terhadap Jokowi.
Kira-kira, umat Islam akan pilih yang mana? Memecat Mahruf Amin karena Eggy benci Jokowi atau memihak Mahruf Amin karena ia membantu Presiden Jokowi dalam mengelola negara?
Lagian tidak ada alasan seorang dipecat dari jabatan keagamaan karena pilihan politiknya. Tidak salah seorang pemuka agama ikut serta dalam membangun bangsa baik fisik maupun non-fisik. Tapi itu menurut saya. Kalau di Islam berbeda, ya saya mohon maaf.
Dari saya seorang Katolik melihat bahwa betapa Jokowi sangat mencintai umat Islam lebih dari pada pemimpin-pemimpin sebelumnya. Bahkan Gus Dur lebih memilih menjadikan Konghucu sebagai agama resmi dari pada memilih salah satu dari 360 hari menjadi hari santri. Ini bukan mau mengatakan Jokowi lebih islami loh yah. Dan itu dilakukan Jokowi jauh hari sebelum ada fitnah anti-Islam. Keren kan…
Sebagai presiden dia cukup berani mengambil keputusan demi umat Islam. Pada saat yang sama, dia memberi keadilan kepada agama lain. Saya yakin, umat agama lain tidak akan komplain kepada Jokowi karena ia sangat mencintai agamanya.
Yang tidak ada dalam diri Jokowi adalah mencintai agama Islam dengan cara-cara radikal dan penuh kekerasan. Islam yang seperti itu sangat jauh dari Jokowi. Dia itu Islam, sebagaimana saya mengerti, yang rahmatan lil alamin.
Eggy, kepanasan yah liat foto di atas? BTW bagaimana kabar KTT Ulama dan Cendekiawan Muslim Dunia?
0 Response to "Eggy Sudjana Cari Masalah, Usulkan K. H. Mahruf Amin (Ketua MUI) Dipecat"
Posting Komentar