loading...
Pekan lalu, Yusril mempertontonkan keusilan terhadap perihal orang tua Ahok yang tidak pada tempatnya. Saat berbicara mengenai syarat presiden Indonesia di depan Kongres Umat Islam 2018 di Medan, Sumatra Utara, Yusril mengatakan bahwa Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok mustahil diajukan sebagai calon presiden Indonesia, karena terhalang status kewarganegaraannya saat lahir. “Kalau Ahok pasti tidak bisa,” kata Yusril. “Ahok tidak lahir sebagai Warga Negara Indonesia, itu bisa dicek di catatan sipil.” (tempo.co)
Yusril mengaku mengenal baik Ahok karena berasal dari satu daerah. Orang tua Ahok, Tjoeng Kiem Nam, memilih menjadi Warga Negara Tiongkok pada msa penentuan warga negara pada 1962. Otomatis, kata Yusril, Ahok yang lahir pada 1966, juga berstatus Warga Negara Tiongkok. Hal ini tidak sesuai dengan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 yang diamandemen pada 2003. Pasal 6 ayat 1 UUD 1945 menyatakan calon presiden dan calon wakil presiden harus Warga Negara Indonesia sejak kelahirannya dan tidak pernah menerima kewarganegaraan lain karena kehendaknya sendiri. Yusril Ihza mengatakan mantan Gubernur DKI Jakarta itu baru memilih menjadi Warga Negara Indonesia sekitar tahun 1986. Dengan demikian, Ahok tidak memenuhi syarat sebagai calon presiden Indonesia seperti yang tersebut dalam UUD 1945. “Jadi Ahok tidak bisa, yang lain bisa.”
Pernyataan ini mendapat tanggapan dari adik Ahok, Harry. Harry mempertanyakan kenapa nama ayahnya dibawa-bawa dalam urusan politik Ahok. “Kalau ini urusannya dengan Ko Ahok, itu urusan Bang Yusril dengan Ko Ahok. Tapi kalau menyangkut bapak saya, maaf ini menyangkut saya,” kata Harry. Harry juga membuat surat terbuka di media kepada Yusril.
Bagaimana dengan Ahok sendiri? Seperti yang dilansir oleh tribunnews.com, melalui @basukibtp, Ahok memberikan balasan yang halus melalui akun media sosial Instagramnya. Ahok mengunggah foto masa lalunya bersama keluarga yang memberikan pukulan balasan telak terhadap Yusril.
Ada 2 foto yang diunggah, yaitu saat Ahok bersama keluarganya mengenakan pakaian adat Bali, dan satu foto adik Ahok, Fify Lety Indra diwisuda. Foto ini disertai caption (keterangan) yang menceritakan tentang sosok sang ayah, Indra Tjahaja Purnama, berikut ini :
Tidak ada manusia yang bisa memilih dimana dan sebagai siapa ketika dia lahir.
Itu semua adalah misteri dan kehendak Ilahi.
Dan Bapak Indra Tjahaja Purnama adalah seorang nasionalis sejati yang semasa hidupnya selalu membaktikan dirinya bagi masyarakat tanpa melihat faktor Suku, Agama, Ras, dan Antar Golongan.
Para netizen yang mengomentari rata-rata menyampaikan doa dan dukungan agar Ahok bersabar dan tetap bersemangat dalam menghadapi segala cobaan.
Unggahan ini senada dengan isi surat terbuka dari adik Ahok sebelumnya. Di dalam surat itu, Harry menyatakan tidak mengerti kenapa nama bapak mereka dibawa-bawa di acara yang notabene sedang membicarakan masalah politik. Harry mengatakan kalau hal itu berurusan dengan Ahok, itu adalah urusan antara Yusril dengan Ahok. Dan Harry juga mengatakan bahwa dia pun berhubungan baik dengan adik dari Yusril Ihza.
Namun, karena Yusril sudah menyangkutkan dengan bapak mereka, maka hal ini juga menyangkut Harry. Selanjutnya Harry juga menyatakan, “Kedua, saya berpikir bagaimana bapak saya yang memiliki nasionalisme tinggi, (lebih) memilih (menjadi) warga negara asing dan baru menjadi WNI sekitar tahun 1986? Padahal bapak saya selalu mengajarkan nilai-nilai nasionalisme dan kami semua sekolah di SD Negeri 3 Gantung.”
Harry juga mempertanyakan bagaimana Yusril tahu kalau bapak mereka lebih memilih jadi WNA, sedangkan usia Yusril jauh lebih muda dari bapaknya. Apakah bapak mereka yang mengatakan kepada Yusril, kepada keluarga Yusril atau hanya kesimpulan sepihak yang diambil oleh Yusril.
Harry memaparkan bagaimana karakter bapak mereka dan status kewarganegaraannya berdasarkan akte kelahirannya. “Bapak saya lahir di desa air tangga / simpang pesak, Belitung Timur. Beliau meninggalkan nama baik dan selalu dikenang membantu masyarakat yang membutuhkan. Begitulah almarhum bapak saya. Yang terakhir, tentu saya ingin tahu dan melihat akte kelahiran saya. Di situ jelas tertulis bahwa saya lahir sebagai Warga Negara Indonesia. Apakah bisa (kalau) bapak saya WNA tapi anaknya lahir sudah WNI?”
Sangat disayangkan memang seorang profesor seperti Yusril tidak bisa membedakan mana yang urusan di ranah pribadi, mana yang urusannya di ranah umum. Entah apa yang diinginkannya dari membawa-bawa ayah dari Ahok ketika membicarakan urusan politik di suatu forum. Apakah syahwat politik yang begitu besar? Atau hanya ketakutan akan sosok Ahok yang (masih) dianggap sebagai lawan politik yang berat? Wallahualam.
(Sekian)
0 Response to "Skakmat! Balasan Ahok Atas Keusilan Yusril Ihza Mahendra"
Posting Komentar