loading...
Siapa penggagas gerakan dan tagar #2019GantiPresiden? Adalah Ketua DPP Mardani Ali Sera, yang dengan gagah dan gempitanya menggelontorkan, menyerukan, menyebarkan dan menyemangati tagar ini, disertai dengan segala pernak pernik cantik seperti kaos, mug, gelang dan sebagainya. Bahkan dikabarkan oleh Mardani lewat akun media sosial Twitternya bahwa gerakan ini sudah menggema di luar negeri.
Apa tanggapan Jokowi? Biasa lah, dibawa bencanda aja, kata Jokowi masak kaos bisa mengganti presiden. Lama-kelamaan tagar ini jadi terasa biasa saja, berasa hambar gitu ya, karena ketidakjelasan yang mau menggantikan presiden itu siapa. Bahkan kabarnya pada nunggu hasil Pilkada 2018 dulu, nanti di bulan Juni 2018, baru akan ditentukan siapa capres atau cawapres yang pastinya.
Nah, di dalam keheningan pagi hari Selasa yang mendung-mendung basah ini tiba-tiba ada pernyataan mengejutkan dari Presiden Jokowi. Ini adalah sebagian cuplikan dari wawancara Presiden dengan Najwa Shihab, untuk acara Mata Najwa yang akan ditayangkan secara lengkap besok malam. Intinya, dilansir detik.com, Jokowi mengaku saat ini semua opsi berkoalisi dengan partai lain untuk memilih cawapres masih terbuka, bahkan di antaranya adalah PKS. "Semua opsi masih terbuka. Dengan PKS pun secara tertutup kita juga bertemu," papar Jokowi. Mak jederrrr gitu ya, bagai mendengar halilintar di kedamaian pagi hari Selasa.
Mardani tentu saja mendengarnya dari pihak media yang mengkonfirmasi kepadanya atas adanya pertemuan tertutup itu. Bagaikan kena setrum aki mobil, Mardani yang biasanya jaim dan merasa dua tiga langkah di depan Jokowi, mendadak jadi baper. Lho kok saya bisa bilang dia jadi baper. Ya lihat / baca saja tanggapannya terhadap pernyataan Jokowi sekalimat itu. Panjaaaang…. Seperti dilansir detik.com, Mardani menantang Jokowi untuk mengungkapkan kepada publik soal pertemuan tertutup itu. Monggo katanya, dibuka dan diterangkan, siapa, kapan dan di mana. Ditambah dengan keterangan bahwa, “Walau PKS terbuka berkomunikasi dengan siapapun. Selama niatnya untuk kebaikan negeri," kata Mardani. Dalam hati saya, waah, ada yang jadi panas dingin nih, merasa kecolongan mungkin?
Mardani mengklaim bahwa dirinya tidak pernah mendengar adanya pertemuan antara elit PKS dengan Jokowi. Dia juga memastikan bahwa hingga saat ini PKS adalah kompetitor dari Jokowi, dengan adanya tagar #2019GantiPresiden itu. "Kalau sikap selama ini jelas kita dengan rendah hati menyatakan akan maju sebagai kompetitor pak Jokowi di 2019. Kalau saya tegas, #2019GantiPresiden," kata Mardani. Kalau orang sudah ngomong agak pannjang tapi sebenarnya bisa diperpendek, dugaan saya sih, dia masih berpikir, ini Jokowi ketemunya dengan siapa ya? Kok saya nggak tahu ya?
Mardani juga menegaskan kembali sikap DPP yang akan berkontestasi dengan Jokowi, “Karena negeri ini perlu pemimpin dengan kualitas dan integritas yang lebih baik dari pak Jokowi," kata dia. "Kalau sekarang langkahnya malah kian kokoh untuk deklarasi dengan Gerindra, dengan PKS sebagai Cawapresnya," tegas Mardani lagi. Dalam konteks mendapatkan berita yang mengagetkan begini, kok saya melihatnya malah lain ya? Entah Mardani menegaskan terhadap pihak media (detik.com) yang mewawancarainya, atau menegaskan kepada dirinya sendiri? Seakan tidak percaya bahwa ada petinggi partai lainnya yang dengan diam-diam bertemu dengan Jokowi dalam sebuah pertemuan tertutup. Bagaimana bisa, kok saya nggah tahu? Mungkin ini yang ada di dalam benak Mardani ketika bertemu dengan pihak detik.com.
Siapa sih yang nggak kaget? Kita juga pasti sebagian ada yang kaget…., dikiiit… Kalau Mardani kemungkinan besar sih kagetnya banyak, makanya jadi baper. Terbawa arus kekagetannya, sehingga jadi berkali-kali menegaskan posisi PKS yang akan maju sebagai lawan Jokowi, instead of jadi temannya Jokowi. Dia pun jadi menebak-nebak, siapa sih elit PKS yang sudah ketemu sama Jokowi? Sohibul Iman kah? Anis Matta kah? Aher kah? Siapa nih? Ini yang direkam oleh detik.com, seandainya wawancara dengan detik.com itu dalam bentuk video, saya bisa lebih leluasa mengembangkan dugaan-dugaan tersebut di atas, karena bisa melihat ekspresinya secara langsung. Namun kalau dilihat dari banyaknya kalimat sih, hemmm, kalau saya bilang jadi baper itu sih sudah hampir dipastikan.
Ya, kalau nggak baper kan tinggal ngomong gini, “Oh ya? Tapi yang pasti kami sih maunya ganti presiden”. Sudah titik, anggap saja itu satu kalimat. Jadi satu kalimat dibalas dengan satu kalimat. Sudah, impas. Itu namanya win win position. Suatu pernyataan politik yang verbal itu makin sedikit kalimatnya, akan makin terasa power-nya. Kalau kebanyakan kata, akan jadi mbulet, kebanyakan retorika, kebanyakan kata-kata, tanpa makna, powerless.
(Sekian)
0 Response to "Katanya Mau Ganti Presiden, Jokowi Ngomong Secuil Saja Sudah Bikin Baper Petinggi PKS"
Posting Komentar