Oh Jadi Ini Pilihan Politik Ustad Tengku, Inikah Alasanmu Selalu Nyinyir Pada Pemerintahan Jokowi?

loading...





Ayo Umat Islam Besarkan Gerindra PAN, PKS, PBB. Menu Pasangan Capres/Cawapres yg Terbaik dari Umat Islam. Prabowo-TGB, Prabowo-Aher, Prabowo-Zulkifli Hasan, Prabowo-YIM... Atau Pokoknya Salah Satunya Jadi Presiden Baru 2019. Dengan Musyawarah Berkah. Demokrat Gabung, AHY Menteri.

Cuitan ini diunggah oleh Tengku Zulkarnain. Saya itu setiap kali membaca cuitan yang bersangkutan seringkali bertanya ke diri sendiri, "ini serius ulama? ini serius anggota Majelis Ulama Indonesia?". Kenapa begitu? Ya silahkan Anda baca sendiri lah cuitan-cuitan di akunnya. Isinya selalu provokatif dan tak jarang malah menebarkan hoax. Nggak ada kesan yang adem, mencerminkan akhlakul karimah, tabayyun, dan sebagainya. Pokoknya kalau mau menaikkan tensi darah Anda silahkan baca tweetnya di akun @UstadTengkuzul, tapi kalau Anda tensinya sudah tinggi sekalian saja di-mute atau block karena bahkan membaca orang me-retweetnya saja sudah bikin kepala pusing.


Saya ini selalu bertanya, ini ustadz kenapa sih benci dan anti sekali dengan pemerintahan Presiden Joko Widodo? Okelah Jokowi tidak sempurna, namanya juga manusia biasa. Kesempunaan hanya milik Allah. Tapi apa iya Jokowi layak dibenci sebegitunya? Bahkan saya sendiri ini lho meskipun sebal dengan Amien Rais dan Prabowo Subianto tapi kalau menyadari mereka ini sudah sepuh ya ada sisi kasihan juga.


Inikah Misi Ustad Tengku? Inikah Dasar Perbuatannya Selama Ini?

Namun dari cuitan Beliau ini saya sekarang bisa memahami kenapa Tengku Zulkarnain berkelakuan seperti itu. Oke, sudah jelas dia mendukung Prabowo dan kemungkinan besar Partai Gerindra. Kenapa saya berasumsi demikian? Dia menyebut 'Ayo Umat Islam besarkan Gerindra, PAN, PKS, PBB'. Lho kok bisa tiba-tiba Gerindra nyempil di antaratiga partai yang memang basisnya umat Islam itu?

Saya sih nggak kaget dan maklum saja kalau ada ulama yang mengarahkan ke ketiga partai itu. PAN identik dengan Muhammadiyah. PKS ya tahulah sendiri. Partai Bulan Bintang sebagian dari NU. Lha PKB kok nggak masuk? Padahal PKB justru juga basis pemilihnya adalah orang-orang NU. Begitu juga PPP. Apa karena dicap menyeberang ke Pemerintahan Jokowi karena Cak Imin ingin jadi Cawapresnya Jokowi (tapi juga membangun komunikasi dengan Gerindra) dan PPP kemarin di PIlkada DKI Jakarta juga terkesan berdiri di dua kaki meski kini Romahurmuzy tampak akrab dengan Jokowi.

Lha dasarnya memilih Gerindra ini apa? Partai berbasis Islam jelas bukan. Prabowo itu selalu menyebut soal demokrasi dan nasionalisme kebangsaan kok sebetulnya. Terus kenapa cuma Gerindra? Partai yang lain yang bukan berbasis agama kok tidak ada yang masuk? Golkar, Nasdem, Perindo, Berkarya, garuda, dan lain-lain. Dari sini saja feeling saya yang memang diberatkan oleh Ustad Tengku adalah Gerindra. Betul tidak?


Dan pilihan semua Capresnya adalah Prabowo meskipun pasangannya berbeda-beda. Padahal beberapa partai yang dia dukung itu juga ada yang memunculkan nama Capres lain. PKS misalnya ada yang menyebut nama Anis Matta, Sohibul Iman, bahkan pernah juga Fahri Hamzah. Nama Gatot Nurmantyo konon juga dijadikan altenratif poros ketiga. Kenapa pilihannya jadi hanya Prabowo semua sebagai Presiden?

Betul TGB itu dulu pernah digadang-gadang oleh Demokrat, tapi tampaknya Demokrat lebih ingin segera menaikkan AHY. TGB dibutuhkan untuk menggaet suara pemilih Islam ketika berpasangan dengan Prabowo. Prabowo dengan Aher? Apakah bangsa Indonesia ini mau disuruh berdoa saja kalau ada banjir? Prabowo dengan Zulkifli HAsan? baru jadi Menteri Kehutanan saja sudah tebar-tebar izin pengelolaan seperti itu, kira-kira kalau jadi Cawapres apa lagi yang bisa dilakukan? Prabowo dengan Yusril Ihza Mahendra? Waduh mending saya beli kaos Mickey Mouse. Dari sini sebetulnya muncul gambaran Tengku tidak peduli siapa Cawapresnya yang penting Prabowo bisa jadi Presiden. Nama AHY ujug-ujug muncul mah hanya untuk pelengkap. Feeling saya pun Demokrat realistis mau gabung koalisi manapun, kalau AHY tidak bisa jadi Cawapres paling tidak bisa jadi Menteri. Paling juga akan jadi Menpora nanti. Nggak apa-apa, asal tidak pulang membawa panci.

Nah karena sekarang motif politis Ustad Tengku sudah mulai tampak jelas, mungkin ada baiknya tokoh yang Ia dukung memberikan nasehat pada sang ustadz agar lebih mau mengerem cuitannya di media sosial. Sebab orang bisa jadi akan makin malas memilih Anda karena pendukung yang modelnya seperti ini. Justru nanti banyak yang berpikir bahwa pendukung tokoh yang didukung Tengku kelakuannya sama semua.


0 Response to "Oh Jadi Ini Pilihan Politik Ustad Tengku, Inikah Alasanmu Selalu Nyinyir Pada Pemerintahan Jokowi?"

Posting Komentar