Makjleb! Begini Nasihat Presiden Jokowi Untuk Amien Rais






Kemarin, Rabu (21/3/2018) Presiden Jokowi menghadiri acara Rapimnas ke-2 Partai Perindo yang digelar di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, Jakarta. Hadir dengan pakaian jas formal, selain sebagai tamu undangan, Presiden Jokowi juga diminta untuk turut membuka jalannya Rapimnas.

Kehadiran Presiden Jokowi didampingi sejumlah pejabat, antara lain Menko Polhukam Wiranto, Mendagri Tjahjo Kumolo, Panglima TNI Hadi Tjahjanto, Ketua MPR Zulkifli Hasan, Wakil Ketua MPR Mahyudin.


Nampak hadir pula Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto, Wakil Gubernur Jawa Barat Dedi Mizwar, serta Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf serta beberapa pejabat lainnya.

Pada acara Rapimnas tersebut, Partai Perindo mendeklarasikan Jokowi sebagai calon Presiden di Pemilu Presiden tahun 2019 mendatang. Ini membuat jumlah partai yang sudah menyatakan diri sebagai pendukung Jokowi semakin gembul, 6 partai.

Saat memberikan sambutan, Presiden Jokowi menyampaikan banyak hal. Termasuk ucapan selamat atas lolosnya Partai Perindo sebagai parpol peserta Pemilu 2019 serta apresiasi atas dukungan yang diberikan Partai Perindo kepada dirinya.

Presiden Jokowi juga memberikan beberapa arahan dan pesan-pesan kebangsaan. Tak ketinggalan pula Presiden Jokowi bercerita soal logo Partai Perindo di gerobak yang ada di pelosok hingga iklan Partai Perindo yang selalu nongol di televisi. Hahaha


"Kan saya sampai rumah malam, jam 10 jam 11 malam. lihat-lihat tivi. Saya selalu mendengar lagu mars Partai Perindo. Jadi saya hafal mars Partai Perindo. Tapi di sini jangan saya disuruh nyanyi," tuturnya disambut riuh tepuk tangan dan suara para peserta Rapimnas.

Yang paling menarik adalah ketika Presiden Joko Widodo menyinggung soal kritik terhadap kinerja pemerintah. Seperti kita tau, belakangan ini banyak pihak yang menuduh pemerintah anti terhadap kritik.

Beliau menegaskan, pemerintahannya bukan antikritik. Kritik justru diperlukan untuk kemajuan bersama. Namun yang selama ini disampaikan banyak pihak kepada pemerintah, bukanlah kritik. Melainkan celaan, cemoohan, fitnah dan nyinyir.


"Kritik itu penting. Sekali lagi, kritik itu penting untuk memperbaiki kebijakan. Karena, belum tentu juga pemerintah itu betul. Kalau salah, ya mesti ada yang mengingatkannya dengan kritik,"

"Tapi tolong bedakan kritik dengan mencemooh. Beda itu. Bedakan kritik dengan fitnah. Bedakan kritik dengan nyinyir. Beda lagi itu. Bedakan kritik dengan menghujat. Juga beda itu," lanjut beliau.

Presiden Jokowi juga menambahkan bahwa kritik haruslah berbasis data serta informasi yang akurat. Bukan sebaliknya, asal bunyi.

loading...
"Kritik itu harusnya tidak 'asbun', asal bunyi. Tidak asal bunyi, tidak asal bicara. Kritik itu dimaksudkan untuk mencari solusi, untuk mencari kebijakan yang lebih baik," lanjut dia.

Seluruh unsur masyarakat Indonesia memang sudah saatnya kembali ke nilai-nilai adat ketimuran yang mengutamakan kejujuran, perilaku sopan santun serta musyawarah untuk mufakat.


"Marilah kita bekerja sama meningkatkan kualitas demokrasi kita, membuat demokrasi yang menyejahterakan rakyat dan kebebasan politik yang santun dan konstruktif sesuai adar istiadat bangsa Indonesia," ujar Presiden Jokowi (sumber).

Dalam penyampaian terkait kritik mengkritik Pemerintah tersebut, Presiden Jokowi memang tidak menyebut nama. Pesan itu disampaikan kepada siapa pun yang ingin mengkritik Pemerintah. Namun tentu saja kita semua tau, untuk siapa 'nasihat' Presiden Jokowi ini diprioritaskan.

Iya, untuk simbah kita semua, Eyang Kakung Amien Rais. Boleh dibilang sebetulnya ini terbalik. Harusnya pesan sebijak itu disampaikan oleh orang yang lebih tua kepada yang muda. Ini malah simbahnya yang dinasihati. Hahaha.


Apakah Pak Jokowi nrunyam (tidak sopan)? Tentu saja tidak. Beliau sudah menyampaikan hal yang tepat. Sebagai kepala negara, sudah menjadi tugas Pak Jokowi untuk ngemong* seluruh rakyatnya.

Selain itu, tindakan Amien Rais memang sudah keterlaluan. Mengatakan pembagian sertifikat sebagai sebuah pengibulan merupakan bentuk kritik yang jauh dari nilai-nilai kesimbahan. Embah itu seharusnya bisa mencontohkan tatakrama kepada para anak cucunya.

Pun menuduh 74% tanah di negeri ini telah dikuasai kelompok tertentu juga sangat kebablasan. Amien Rais boleh menyampaikan pendapat, bebas. Tapi ya sekali lagi, harus berdasarkan data yang valid. Jangan asbun!

Mbahkung Amien Rais, Pak Luhut sudah 'membentak' Anda. Pak SBY juga sudah mengingatkan bahwa Anda sudah tua, saatnya Anda berhati-hati dalam berbicara. Dan kini, Presiden Jokowi juga sudah menasihati Anda, piye ngeneki?

Meskipun beliau adalah Presiden, namun beliau lebih junior dari Anda lho. Nggak malu kah sampeyan dinasihati orang yang lebih muda, Mbah? Saya tak perlu ikutan menasihati panjenengan kan Mbah?

Dan yang terpenting Mbah, sampeyan perlu bersyukur Presiden kita adalah Pak Jokowi. Coba Presiden nya si anu, nggak tau lah seperti apa nasib sampeyan sekarang.

Mekaten rumiyen nggih Mbah, nyuwun gunging sih samudro pangaksami bilih wonten keladukipun atur kawulo?! 🙏😊


Jangan Abaikan Yang Ini :

0 Response to "Makjleb! Begini Nasihat Presiden Jokowi Untuk Amien Rais"

Posting Komentar