BERITA VIRAL !! Pak Jumaidi: Maaf, Saya yang Beragama Muslim Malu Bu... Orang Sebaik Pak Ahok Dipenjara...

loading...






Nama lengkapnya Jumaidi Akhbar. Pak Jumadi adalah seorang sopir taksi online. Kisah Pak Jumadi menjadi viral berkat tulisan warganet yang memakai nama akun Facebook Lyana Lukito, pada Selasa (27/3/2018).

Lyana Lukito menuliskan pengalamannya ketika berangkat ke Gereja pada hari Minggu, 25 Maret 2018. Pengalaman itu ditulis saat di media sosial sedang viral bahwa Peninjauan Kembali kasus Pak Ahok ditolak Mahkamah Agung. Tulisan Lyana seolah menjadi palu berukuran sangat besar yang dengan caranya menghantam nalar Hakim Artidjo dan dua kawannya.


Pasalnya, ada pengakuan dari Pak Jumadi tentang sosok Ahok yang dapat menohok para hakim MA itu. Betapa tidak, seorang yang dianggap menista agama, ternyata seperti sosok dewa penyelamat. Sebaliknya sosok yang santun dan seiman ternyata malah lebih menampakkan hati iblis yang tanpa belas kasihan.

Selengkapnya, tulisan Lyana Lukito tentang sopir taksi daring bernama Jumaidi seperti diunggah laman suara.com itu, sebagai berikut:

"Saya pengin cerita sedikit kepada teman-teman, setelah saya melihat viral di media sosial bahwa upaya peninjauan kembali kasus Pak Ahok ditolak Mahkamah Agung.

Kemarin sore saya ke gereja. Tepatnya jam 4.30 WIB. Saya tidak membawa kendaraan atau diantar sopir saya seperti biasanya. Kemarin sore, saya memakai jasa taksi daring.

Taksi yang saya dapatkan melalui aplikasi di ponsel adalah merek Toyota Avanza dan dikemudikan sopir bernama Jumaidi Akhbar.

Selang 15 menit, sopirnya datang tapi mobilnya bukan Avanza seperti tertera di aplikasi. Bapaknya datang memakai mobil Xenia sport. Saya tak terlalu menghiraukan dan langsung naik ke mobil itu.

Di dalam mobil, seperti biasa, kami saling menyapa. Tapi, saya lihat wajahnya pucat, terus kurus banget. Saya berinisiatif menanyakan hal itu.

“Bapak kenapa, sakit ya?” tanya saya. Dia jawab benar, memang sakit. “Tapi bagaimana lagi Bu, saya harus tetap cari uang biar bisa makan,” jawabnya.

Dia lantas meminta maaf karena memakai mobil tak sesuai seperti di aplikasi. Sebab, mobil Avanza miliknya sudah dijadikan jaminan di rumah sakit. Sementara mobil yang dipakainya kekinian adalah sewaan.

Saya tanya kenapa bisa begitu. Dia bilang, mobilnya harus menjadi jaminan karena tak mampu membayar uang pengobatan.

Saya tanya lagi, ”Memangnya bapak sakit apa? Kok mobil sampai jadi jaminan?” Dia jawab: “Bukan mobil saja, tapi sertifikat rumah saya juga sudah digadai di bank demi mengobati kanker stadium tiga. Kanker tenggorokan, tapi sudah menyebar.”

Saya merinding, pantas wajah bapak itu pucat dan kurus banget. Nada bicaranya juga lemah banget.

Saya kembali bertanya, apakah dia memakai kartu BPJS atau asuransi untuk berobat. Dia bilang tidak kedua-duanya.

Katanya, BPJS miliknya tak lagi bisa digunakan karena waktu pengobatannya sudah terlampau lama.

Dia bilang: ”Dulu saya pakai KJS (Kartu Jakarta Sehat), obat apa saja ditanggung.”

Dia lantas menyebut nama Ahok dalam ceritanya.

“Dulu ada Pak Ahok, saya bisa pengobatan gratis. Saya 5 kali ke Balai Kota DKI, ketemu langsung dengan beliau. Pak Ahok langsung bilang ke saya, ‘Pak Jumaidi kalau ke RS ada yang menolak, bapak segera lapor ke staf-staf saya ya’.”


"Dan ibu tahu? Nomor ponsel pribadi Pak Ahok dikasih ke saya. Jadi, sewaktu zaman Pak Ahok, semua enak. Saya walaupun sakit berat, rasanya ada dewa penyelamat buat saya.”

Dia lantas membandingkan era Ahok dengan zaman Gubernur Anies.

“Sekarang zaman gubernur ini, janjinya nanti ini, janjinya nanti balik, iya besok lagi, dan besok lagi, tapi tak pernah bisa dipegang janjinya,” tuturnya.

Pak Jumaidi lalu bilang, “Bu saya 2 bulan lalu, karena tak lagi sanggup, saya berlutut di depan balai kota. Teru ada yang teriak, saya berdiri. Terus ada yang bertanya soal saya. Malah mereka jawab, ‘Bapak ini sakit keras, jadi stres. Terus saya disuruh pulang dan dijanjikan bakal dihubungi, tapi sampai sekarang tidak ada.'”

Dia mendadak bertanya soal agama saya. “Bu, maaf, ibu Kristen ya?” saya jawab iya, makanya saya mau ke Gereja.

“Iya bu, doakan saya bu. Maaf, saya yang beragama Muslim malu bu. Karena orang sebaik Pak Ahok dipenjara. Kami yang hidup susah seperti ini butuh pemimpin kayak Pak Ahok.”

Terus, dia mengambil tas kecil di samping kursinya, lalu dibukalah tas itu. Dia ambil kertas yang sudah mau sobek, yang tertulis angka dan nama Basuki Tjahaja Purnama.

Dan, sebuah foto yang katanya ke mana-mana selalu dibawanya untuk dijadikan penyemangat.

Dia bilang, “Ini bu, saya waktu ada Pak Ahok, saya pengobatan di RS Dharmais. Ini foto saya hampir sekarat dan istri saya menelepon beliau. Malamnya Pak Ahok datang ke rumah sakit bawa ustaz untuk mendoakan saya.”

“Pak Ahok juga bawa uang Rp. 25 juta, disisipi di kantong istri saya. Katanya, jangan sampai ada yang tahu.”

Saya lihat, foto itu memang ada ustaznya. Saya mulai menangis. Bapak itu juga mengungkapkan tak pernah melupakan pesan Ahok kepadanya.

Begini pesan Ahok untuk dia: “Pak Jumaidi, tetap kuat, tetap salat 5 waktu. Saya yakin ini cuma cobaan, supaya bapak beriman dan taqwa kepada Allah SWT, lebih dekat lagi. Bapak kalau punya harta lebih, mungkin mobilnya tambah satu lagi, jangan lupa sedekah.”

Palu Hakim Artidjo boleh saja menolak PK Ahok. Namun siapa sangka bila Hakim Artidjo malah pada gilirannya terkena 'palu besar' Lyana Lukito yang cukup mempermalukan banyak pihak. Kenyataan bahwa Ahok dipenjara benar-benar sandiwara politik busuk yang diperagakan dengan 212 cara sehingga layak kena kutuk sambil batuk-batuk. Uhuk-uhuk-uhuk.


0 Response to "BERITA VIRAL !! Pak Jumaidi: Maaf, Saya yang Beragama Muslim Malu Bu... Orang Sebaik Pak Ahok Dipenjara..."

Posting Komentar