Didukung “Keukeu” Koalisi 02 Semakin Panik

loading...






Para Capres dan Cawapres peserta Pilpres 2019 ini sangat membutuhkan suara demi kesuksesannya menuju RI 1 dan 2. Mereka ibaratkan 1 suara sangat penting untuk menggenapi jutaan suara raihannya.

Tak heran dukungan dari berbagai komunitas sangat mereka cari dan harapkan. Sekecil apapun komunitas tersebut, apalagi komunitas dengan anggota yang sangat besar, mereka sangat respek dan bergembira ria.


Tapi ternyata ada sebuah komunitas yang dukungannya akan membuat bingung dan panik para paslon. Siapakah mereka, kok bisa sih di dukung malah panik?

LGBT merupakan satu isu besar bangsa Indonesia dua tahun terakhir ini. Awal tahun ini diangkat menjadi isu hangat yang mewarnai perbincangan di media massa baik cetak, online, dan televisi. Perbincangan ini menarik perhatian masyarakat luas.

Karena isu ini terkait dengan kebijakan negara. Sehingga para kaum intelektual, aktivis Human Rights (HAM), DPR, dan selebriti serta setiap orang menyumbangkan pemikirannya atas isu tersebut. Ada yang mengatakan bahwa LGBT merupakan sebuah penyakit menular. Sehingga penyakit ini perlu diobati dan dihindari.

Pernyataan ini mengundang kontra dari beberapa kalangan. Prof Mahfudz MD dengan menggunakan logika tersebut tidak cocok dijadikan sebagai alasan bahwa LGBT dilegalkan. Memang LGBT adalah ciptaan Tuhan. Tapi bukan berarti LGBT harus dilakukan ataupun dilegalkan.

Sama halnya dengan penciptaan setan yang diciptakan oleh Tuhan. Bukan berarti kita harus menaati setan. Bahwa setan diciptakan untuk dilawan, karena ia adalah musuh bagi manusia. Begitu juga dengan LGBT.

Dengan menggunakan akal sehat, LGBT dapat kita tolak. Dengan hati nurani dapat kita tolak. Lah wong mereka yang melakukan praktik pasangan sejenis, ketika dibekuk oleh polisi saja menyembunyikan mukanya dari publik. Berarti si pelaku itu tahu jika hal itu tidak dapat diterima. Sehingga mereka malu.

Merujuk pada nilai keagamaan, LGBT ditentang oleh semua agama yang ada di Indonesia. Dalam kesepakatan berbangsa yang tertuang dalam ideologi dasar bernegara di Indonesia, yaitu Pancasila, bahwa yang kita akui sebagai dasar bernegara pertama adalah berkeTuhan Yang Maha Esa.


Ini berarti dalam bernegara kita harus mengacu pada nilai teologi (Ketuhanan), yaitu nilai beragama.

LGBT memang diagendakan menjadi perusakan akal sehat dan nilai-nilai keagamaan yang dilakukan oleh kelompok tertentu. Biaya itu digunakan untuk kampanye. Entah itu melalui public figure, kampanye melalui media untuk membangun opini bahwa LGBT sah-sah saja.

LGBT di Indonesia tidak dapat diterima keberadaannya. Catatan yang tidak diterima adalah perilaku LGBT, bukan manusianya. Manusianya tetap dapat diterima. Kalau ibarat orang sakit, maka LGBT harus kita obati. Sadarkan mereka bahwa hal tersebut adalah salah, menyimpang dari praktik keagamaan, dan dasar negara.

Jika saya ditanya, apakah saya menerima pengidap LGBT supaya berhak hidup di Indonesia? Saya jawab menerima orangnya. Menerima ia sebagai manusia, namun tidak untuk perilakunya.

Sama halnya dengan perilaku setan yang menggoda kita dalam keburukan. Maka ajakan keburukan setan yang tidak dapat kita terima. Sementara, keberadaan setan ini mau tidak mau harus kita terima keberadaannya. Karena ia ciptaan Tuhan.

Indonesia sedang mengarungi tahun politik yang semakin meruncing, seiring makin dekatnya hari H pencoblosan yaitu hari Rabu, 17 April 2019. Kedua kubu (Pilpres) berusaha untuk meraih sebanyak-banyak simpati agar aliran suara semakin deras di hari pencoblosan nanti.

Nah kabar terbaru, kubu 02 terkesan panik dan bingung. Karena mereka mendapat dukungan dari sebuah komunitas tidak biasa. Pasangan calon presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto- Sandiaga Uno mendapat dukungan dari sejumlah kelompok LGBT yang mengatasnamakan diri Komunitas Rainbow. Mereka menganggap pemerintah sebelumnya kurang serius melindungi kaum marginal.

Deklarasi itu digelar secara tertutup di Hotel Zest, Jalan Sukajadi, Kota Bandung, Kamis (4/4). Para anggota kelompok yang datang untuk menyatakan dukungan dengan cara menutupi wajahnya. Meski tak banyak yang hadir, namun kelompok ini mengklaim memiliki ratusan anggota di wilayah Bandung Raya.

Koordinator Komunitas Rainbow Bandung Keukeu menegaskan bahwa dukungan ini dilakukan sebagai bentuk ekspresi kesetaraan warga negara dalam mendapatkan hak yang sama untuk hidup, berserikat dan berkumpul, serta melaksanakan aktivitas seperti yang tertuang dalam Undang-Undang Dasar 1945. (Sumber : https://www.merdeka.com/peristiwa/komunitas-lgbt-deklarasi-dukung-prabowo-sandi-karena-kecewa-ke-jokowi.html



Dukungan komunitas tak biasa ini bukan menambah suara, tapi akan membuat nyungsep elektabilitas 02. Karena masyarakat akan menilai kalau dukungan ini merupakan indikasi sikap dari 02. Hadeuh mba/mas keukeu sikat mang.



0 Response to "Didukung “Keukeu” Koalisi 02 Semakin Panik"

Posting Komentar