Tiada Award Yang Mampu Imbangi Kebiasaan Prabowo Berbohong Di Depan Publik!

loading...





Berbohong itu beda dengan berjanji. Berjanji dan kemudian berupaya untuk menepati adalah bagus. Jika kemudian upaya menepati janji tidak berhasil karena berbagai kendala ya wajar saja. Namanya manusia, ada batasnya, ada hambatan dan rintangannya. Yang penting, sudah berupaya. Definisi ini perlu diluruskan, agar tidak terbalik-balik macam pemahaman kampret. Nah, sekarang kita bicara soal kebohongan. Beda dengan berjanji, berbohong itu dari awal memang menyampaikan hal yang tidak benar. Upaya yang dilakukan malah mengupayakan agar orang percaya pada kebohongan yang disampaikan. Sedangkan kendala, hambatan dan rintangannya adalah kalau terbukti bahwa apa yang dia katakan itu bohong. Jadi, berbohong itu tidak ada bagus-bagusnya, betul?

Namun, entah kenapa, bagi Prabowo, berbohong malah jadi kebiasaan. Bukannya berjanji akan membuat program yang menguntungkan 260 juta rakyat Indonesia, Prabowo malah berbohong pada 260 juta rakyat Indonesia. Kalau dipilih-pilih, ada 5 kebohongan utama yang dilakukan oleh Prabowo. Tega bener ya, berbohong mentah-mentah di hadapan rakyat, sementara dia sendiri bercita-cita mau jadi pemimpin rakyat yang dia bohongi itu. Waduuhhhh!


Prabowo yang ngakunya Islami dan dekat dengan ulama, ujung-ujungnya malah membohongi para ulama. Ini kebohongan terbohong yang pertama. Parah nih. Para ulama sudah capek-capek mengadakan pertemuan berjam-jam dan kemudian mengeluarkan hasil ijtimak ulama. Lalu memberikan pilihan cawapres yang dipastikan akan menghantarkan rakyat Indonesia ke pintu surga, eh Prabowo dengan seenaknya melanggarnya. Apa nggak takut kuwalat sama para ulama tuh?

“Anda pernah digebukin gak? Ini ibu-ibu umur 70 tahun digebukin. Bicara sama saya saja ketakutan,” ujar Prabowo dalam konferensi pers di kediamannya pada awal bulan Oktober 2018 lalu Sumber. Ini kebohongan terbohong kedua. Yakni dalam kasus isu penganiayaan yang dialami Ratna Sarumpaet. Prabowo dengan muka serius, dengan nada suara yang tegas, dan tidak menampakkan perasaan gugup, kembali berbohong mentah-mentah di hadapan publik. Di hadapan rakyat yang akan dia urus jika dia jadi Presiden RI. Tapi isi pembicaraannya, apa yang dia sampaikan semuanya dalam konferensi pers itu tidak ada yang benar. Semua kebohongan belaka. Jika ada capres yang dengan serius menyampaikan visi, misi dan programnya, maka capres yang satu ini malah dengan serius menyampaikan kebohongan kepada 260 juta rakyat. Ngeriiihhhh….

Kebohongan terbohong yang ketiga adalah ketika Prabowo menyampaikan data palsu yang dia klaim dari Bank Dunia, bahwa 99 % rakyat Indonesia hidup pas-pasan. Padahal ujung-ujungnya pihak Bank Dunia menyatakan tidak pernah mengeluarkan data tersebut. Ini yang ujung-ujungnya juga blunder buat Prabowo sendiri, karena dia juga minta donasi buat perjuangan politiknya kepada ke-99 % rakyat Indonesia itu. Wong dibilang hidupnya sudah pas-pasan kok masih dimintai uang. Malah mendekati akhir tahun 2018, Neno Warisman minta Rp 5 juta dari setiap warga. Jadi sebenarnya Prabowo tahu dong kalau hidup rakyat nggak pas-pasan. Dia tahu kalau data yang dia sampaikan itu bohong adanya. Terus bohongnya buat apa? Yang ada malah meresahkan masyarakat, dan bikin muak ketika masyarakat tahu bahwa Bank Dunia sendiri tidak pernah mengeluarkan data itu.

Prabowo bukan hanya berbohong di muka rakyat, dia juga malah membodohi rakyat. Calon presiden kok malah seneng kalau rakyatnya dibuat jadi bodoh. Apa memang itu tujuannya nyapres? Memimpin negara yang rakyatnya dibuat bodoh. Hayooo buat apa?? Bagaimana caranya bikin rakyat bodoh? Ya gampang saja buat Prabowo. Sebarkan kebohongan lagi. Yang keempat adalah ketika Prabowo menyatakan biaya pembangunan LRT Indonesia termahal di dunia, dengan memakai data yang dia peroleh dari Anies Baswedan. Jiaahhhh, nara sumber ahli ngeles sedunia. Prabowo bilang ada markup sampai 500 %. Data ini pun dicek oleh semua awak media, dan sampai sekarang yang terbukti malah biaya pembangunan LRT Indonesia relatif lebih murah ketimbang beberapa negara lain Sumber.


Menyambut tahun baru 2019, Prabowo pun menyampaikan kebohongan terbaru. Kalau capres lain itu menyampaikan update program sesuai visi dan misi, Prabowo malah meng-update kebohongan buat publik. Kebohongan ini dirancang bisa menyentuh sisi ketakutan dan kecemasan masyarakat, karena terkait dengan alat pengobatan di rumah sakit. "Saya dapat laporan di RSCM ada alat pencuci ginjal, harusnya itu punya saluran-saluran dari plastik, dari karet, dari alat-alat dipakai satu orang satu kali. Saya dengar di RSCM hari ini dipakai 40 orang," ujar Prabowo Sumber. Pihak RSCM dan beberapa netizen bersaksi bahwa apa yang disampaikan Prabowo ini tidak benar. Sandiaga selaku cawapres pun buru-buru mengklarifikasi dan meluruskan bahwa yang ditekankan oleh Prabowo adalah soal BPJS Sumber. Artinya Sandiaga pun mengakui kalau apa yang disampaikan Prabowo itu tidak benar, alias bohong. Waduuhhh….

Kalau penyakit kanker, kebiasaan Prabowo berbohong ini sudah mencapai stadium 4. Sudah tidak ada titik balik. Sudah jadi kebiasaan dan karakter. Sudah tidak sanggup diberikan award. Saking kronisnya. Ngeriiihhhh….

#JokowiLagi

(Sekian)



Sumber

0 Response to "Tiada Award Yang Mampu Imbangi Kebiasaan Prabowo Berbohong Di Depan Publik!"

Posting Komentar