Luar Biasa! Walikota Era Anies Tangkal Banjir Hanya dengan Doa

loading...





Masih ingat dengan Aher? Mantan Gubernur Jawa Barat yang hanya mengandalkan doa ketika banjir melanda? Di era modernisasi ini masih saja ada pejabat yang hanya mengandalkan doa saja agar banjir tidak melanda wilayahnya. Dan kalau pun banjir datang yang tetap mengandalkan doa serta meminta warganya untuk tabah dan sabar menghadapi cobaan ini.

Setelah Aher lengser dan digantikan oleh Ridwan Kamil, tentu kita tidak berharap Gubernur Jabar kali ini akan tetap mengandalkan doa daripada kerja nyata. Tapi kelihatannya, Ridwan Kamil tidak seperti Aher. Selain doa, Ridwan Kamil juga kerja nyata. Beberapa sungai yang sering mengakibatkan banjir akan direvitalisasi oleh Ridwan Kamil. Bahkan akan lebih cantik daripada sungai-sungai di luar negeri.


Jika Jawa Barat sudah lepas dari pejabat yang hanya mengandalkan doa daripada kerja nyata. Tapi di Jakarta di era Anies sebagai Gubernurnya. Pejabat yang hanya mengandalkan doa ternyata masih ada. Dan nyata adanya. Jakarta sebagai Ibu Kota Indonesia, yang mempunyai pemikiran lebih modern dari daerah-daerah lainnya. Seharusnya pejabatnya juga mempunyai pemikiran yang lebih modern. Yang lebih masuk akal. Yang dapat diterima oleh akal sehat.

Tapi sayang, Jakarta yang dianggap sebagai kota Metropolitan dan modern itu, justru masih mempunyai pejabat yang pikirannya masih primitif. Tidak mempunyai skala prioritas dalam bekerja. Ketika masuk musim penghujan. Dan seharusnya pejabat-pejabat sudah menyiapkan diri menghadapi banjir. Pejabat ini malah hanya berdoa supaya banjir tidak melanda Jakarta. Bukannya mempersiapkan segala kemungkinan yang akan terjadi. Membereskan kanal-kanal yang tersumbat. Membersihkan sampah-sampah yang menghalangi jalannya air. Tapi dirinya hanya bisa berdoa. Bayangkan hanya bisa berdoa.

Di era Anies menjadi Gubernur DKI Jakarta ini, memang kita melihat ada ketidakseriusan dalam mengelola Jakarta ini. Anies seperti mempunyai dunianya sendiri. Sehingga Jakarta yang perlu perhatian lebih untuk memajukannya sama sekali tidak disentuh oleh Anies. Anies sibuk sendiri dengan dunianya yang semu. Dan itu diikuti oleh pejabat-pejabatnya.

Walikota Jakarta Selatan, Marullah Matali bahkan mengatakan bahwa dirinya tidak menyiapkan apapun dalam mengantisipasi datangnya musim hujan di pengujung akhir 2018 dan di awal tahun 2019 ini. Sebab bagi Marullah, banjir itu merupakan musibah dan karenanya ia berdoa agar hujan di tahun ini tidak membawa musibah bagi warganya.

"Karena itu kita mengatakan mengantisipasi musim hujan karena apa ? Saya berdoa semoga musim hujan ini tidak membawa musibah, (sebab) kalau musibah harus di tangani," kata Marullah di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (22/11/2018).

Saya tidak tahu kenapa Anies Baswedan sampai memilih Marullah sebagai Walikota Jakarta Selatan yang menggantikan Tri Kurnadi itu. Apakah ada hal-hal yang positif dari Marullah daripada Tri Kurnadi sehingga Anies lebih memilih Marullah menggantikan Tri Kurnadi? Atau ada hal-hal personal yang melibatkan itu semua? Hanya Anies yang bisa menjawabnya.


Tetapi kalau melihat sikap dari Walikota Jakarta Selatan yang hanya mengandalkan doa ketika menghadapi musim penghujan dan musibah banjir yang akan datang. Kita dapat menilai bagaimana kualitas dari Walikota Jakarta Selatan ini.

Kita tentu mengharapkan bahwa ada kerja konkrit dari Walikota Jakarta Selatan ini dan bukan hanya bisa berdoa agar tidak terjadi musibah banjir. Karena kerja konkritlah yang akan melepaskan warga Jakarta terhindar dari musibah banjir.

Dan kenyataan itu pun datang. Pada hari Rabu (28/11) siang di daerah Jakarta Selatan seperti Mampang dan Cipete Raya sudah digenangi air setinggi 30 sentimeter akibat hujan deras yang mengguyur Jakarta.

Saya kira, kalau Walikota Jakarta Selatan serius menangani musim penghujan kali ini, tentu hal tersebut tidak akan terjadi. Persiapan-persiapan menghadapi banjir seharusnya sudah dilakukan jauh-jauh hari. Karena pada akhir tahun dan awal tahun berikutnya seperti biasa akan turun hujan dengan intensitas yang tinggi yang bisa menyebabkan banjir.

Jika Walikota Jakarta Selatan lebih smart, tentu dirinya tidak akan hanya mengandalkan doa dalam menghadapi musim penghujan ini. Tetapi lebih giat bekerja membereskan segala penunjang kelancaran aliran air pembuangan.



Dan kita harap, nantinya tidak ada lagi pejabat-pejabat yang hanya bisa mengandalkan doa untuk mengatasi semua masalah. Kalau hanya itu, semua juga bisa menjadi pejabat.



0 Response to "Luar Biasa! Walikota Era Anies Tangkal Banjir Hanya dengan Doa"

Posting Komentar