Tuduhan Mark Up LRT, Blunder Nggak Kompaknya Prabowo – Anies – Sandiaga, Ini Datanya!

loading...






Saking panjang dan kacaunya sepak terjang ketiga orang yang mau dirangkum di dalam tulisan ini, awalnya saya akan memakai judul yang super panjang. Akhirnya saya bisa memperpendek judul itu, sembari tepok jidat sih. Kasak kusuk ini diawali dengan tudingan dari Prabowo bahwa biaya pembangunan LRT di Palembang mengandung mark up, alias penggelembungan jumlah biaya.

Prabowo menyampaikan tudingan ini di Palembang Kamis kemarin, dalam acara silaturahmi dengan kader Partai Gerindra. “Kenapa mereka takut dengan saya? Karena saya paham kebocoran-kebocoran itu. Saya mengerti di mana Anda mencuri. Kalau mereka bisa nutup kebocoran itu, saudara-saudara, dalam waktu cepat, Indonesia bangkit, karena sama, kalau manusia hilang darah, di ujungnya kolaps. Tadi dalam perjalanan di airport, wah ada LRT, kereta api. Ingat, kita tahu, tidak jelas bermanfaatnya untuk siapa. Saya tanya harganya berapa proyeknya. Rp 12,5 triliun. Luar biasa. Rp 12,5 triliun untuk sepanjang 24 km. Saya diberi tahu oleh Gubernur DKI yang sekarang, saudara Anies Baswedan, dia menyampaikan kepada saya: Pak Prabowo, indeks termahal LRT di dunia 1 km adalah 8 juta dolar. Kalau ini, Rp 12 triliun untuk 24 km, berarti 1 km 40 juta dolar. Bayangkan. Di dunia 1 km 8 juta dolar, di Indonesia, 1 km 40 juta dolar. Jadi saya bertanya kepada saudara-saudara, markup, penggelembungannya berapa? 500 persen.” (detik.com)


Nah, ternyata sumber datanya adalah perkataan dari Anies Baswedan. Padahal sekitar bulan Januari 2018 lalu, ada berita Sandiaga yang menyambut baik sebuah proposal pembangunan LRT di Jakarta oleh PT Ratu Prabu. Rencana yang disampaikan kepada Sandiaga pada Kamis tanggal 4 Januari 2018 itu berisi pembangunan 200 kkilometer jalur LRT dengan total biaya USD 25 miliar, atau sekitar 125 juta dollar US per kilometer. "Tadi kita kedatangan grup Ratu Prabu Energi. Salah satu usaha besar di Indonesia yang membawa konsep yang sudah cukup matang, yaitu membangun lebih dari 200 kilometer tambahan LRT di wilayah Jakarta dan sekitarnya," ujar Sandiaga (liputan6.com). Nah, yang ini dipuji oleh Sandiaga dan tidak ada tuh kata-kata protes maupun tuduhan mark up ataupun kritik atas biaya yang ketinggian dari Anies Baswedan. Kenapa kah??

Lucunya lagi, sesudah para awak media tahu bahwa sumber data yang dipakai oleh Prabowo berasal dari Anies, mereka pun mengejar konfirmasi dari Anies. Apa kata Anies? Saat dimintai konfirmasi mengenai pernyataan Prabowo, Anies justru meminta wartawan untuk mencari data indeks harga proyek LRT sedunia itu sendiri. "Menurut saya begini, tugas jurnalistik adalah melakukan verifikasi, melakukan validasi. Jadi saya malah anjurkan pada media statement Pak Prabowo itu dijadikan pemantik. Anda tinggal buka data proyek LRT seluruh dunia dan Indonesia dari situ malah dapat," kata Anies hari ini. "Jadi tugas jurnalistik ditunaikan, melakukan verifikasi, validasi. Jadi yang penting datanya bukan katanya. Karena di situlah letak kekuatannya," imbuh dia (detik.com) Ini kok ditanya malah ngeles, khas Anies ?

Kacau kaaan? Nggak buat kita dan pemerintah sih. Nggak ngefek. Justru kacaunya buat Prabowo cs hehehe… Makin absurd. Udah deh, kalau memang punya data mark up proyek, nggak usah deh sampai ratusan persen, beberapa persen pun, tinggal dibawa saja ke KPK. Kasihkan ke mereka. Kalau perlu sewa detektif swasta, kumpulkan data yang lengkap, anggap saja bantu-bantu KPK, berpahala kan?

Ini saya bantu dikit, ada data lama, tahun 2013, dari ITDP. ITDP (Institute for Transportation and Development Policy), sebuah organisasi nirlaba yang juga punya cabang di Indonesia. Menurut ITDP global, rata-rata biaya pembangunan LRT atau LRT Project Capital Cost di negara yang tingkat pendapatannya rendah seperti Brazil, China dan Mexico itu sekitar 25 juta dollar per kilometer. Sedangkan di negara yang tingkat pendapatannya tinggi seperti di Eropa dan Amerika sekitar 37 juta dollar per kilometer. Ini link dari data tersebut : https://brtguide.itdp.org/branch/master/guide/why-brt/costs#table:table-23-lrt-project-capital-costs

Itu data tahun 2013, lima tahun yang lalu. Pastinya biaya tahun sekarang ya wajar kalau lebih mahal. ITDP juga menyatakan bahwa konstruksi di atas air akan mengakibatkan kenaikan biaya, ya seperti di Palembang itu. Make sense kan? Logis kan? Ya terserah lah kubu sana mau bilang apa lagi atau ngeles gimana lagi.

(Sekian)


0 Response to "Tuduhan Mark Up LRT, Blunder Nggak Kompaknya Prabowo – Anies – Sandiaga, Ini Datanya!"

Posting Komentar