loading...
Masalah sampah memang menjadi momok menakutkan bagi Indonesia. Khususnya Jakarta. Sebagai Ibu Kota Negara, seharusnya Jakarta sudah bebas dari tumpukan-tumpukan sampah yang tak hanya mengotori lingkungan juga mengotori mata. Bagaimana tidak, sebagai pintu gerbang masuk ke Indonesia. Jakarta sudah menyuguhkan sampah di mana-mana kepada warga asing. Baik yang datang hanya sekedar untuk berlibur atau pun untuk menjalankan tugas kantor di Jakarta.
Belum tuntas dengan sampah yang ada di bawah kolong tol, kini muncul lagi sampah-sampah di sekitar rel kereta api di Kampung Bahari, Jakarta Utara seperti yang dilaporkan oleh media berita Detikcom. Joroknya gunungan sampah yang ada di Kampung Bahari ini sangat mencolok mata. Apalagi berada di dekat rel kereta api. Sungguh sebuah pemandangan yang sangat tidak elok. Pemandangan yang terlihat langsung dari kereta api ini, sangat disayangkan ada di Ibu Kota Jakarta.
Jangan tanya sejak kapan sampah itu ada di sana. Karena itu akan menjadi alasan untuk tidak bekerja. Kalau pun sampah tersebut ada dari zaman Orde Baru sekalipun, jika itu merusak pemandangan seharusnya sudah dibereskan, siapa pun yang memerintah Jakarta. Karena sekarang Anies menjadi Gubernur Jakarta, maka seharusnya Anies yang harus mengatasi sampah tersebut.
Tak perlu menyalahkan gubernur-gubernur sebelumnya. Karena masa tugas mereka sudah selesai. Dan sekarang Indonesia sudah diberi label nomor 2 terburuk pengolahan limbah sampah di dunia. Predikat ini tentu saja tidak enak untuk didengar. Sesuatu yang tidak patut untuk dibanggakan. Mestinya kita malu, bahwa bangsa kita dianggap manusia paling jorok di dunia. Apalagi yang tampak justru ada di Ibu Kota negara kita Jakarta. Jakarta pun terlihat jorok di mata wisatawan.
Ketika sampah di kolong tol Tanjung Priok terekspos di media. Barulah Pemprov DKI turun tangan untuk membersihkannya. Bukan saja sampah-sampah yang menumpuk tersebut sudah sangat susah untuk dibersihkan karena sudah mengendap terlalu lama. Sampah-sampah itu pun berjumlah tidak sedikit. Sampai berton-ton banyaknya. Sampah di kolong tol Tanjung Priok ini pun menjadi sebuah pelajaran bagi kita semua. Bahwa sampah-sampah baik rumah tangga atau pun industri tidak boleh dibuang sembarangan. Karena sampah yang bertumpuk sekian lama tersebut akan sangat susah untuk dibersihkan kembali.
Dan kini, media pun kembali mengekpos gunungan sampah yang ada di Kampung Bahari, Jakarta Utara. Apakah sampah-sampah ini akan tetap dibiarkan begitu saja ataukah akan dibersihkan seperti sampah-sampah yang ada di kolong tol Tanjung Priok? Mudah-mudahan Gubernur DKI Jakarta yang senang memungut sampah tersebut akan berkunjung ke Kampung Bahari untuk turut membersihkan sampah-sampah yang ada di sana.
Bukankah akan lebih bermanfaat membersihkan sampah-sampah tersebut agar tidak ada lagi pemandangan yang mengotori keindahan Jakarta? Daripada melakukan pencitraan mengeruk got dengan tangan kosong? Karena itu tidak mendidik. Hanya pencitraan saja.
Ada yang lebih layak untuk dibersihkan. Yaitu sampah-sampah yang menumpuk di Kampung Bahari tersebut. Pemandangannya sangat tidak enak untuk dilihat, apalagi jika turis manca negara sedang menggunakan kereta api dan melintasi daerah tersebut. Sangat memalukan. Ibu Kota kok joroknya minta ampun. Dan sudah saatnya Gubernur DKI Jakarta turun tangan. Mengerahkan anak buahnya untuk membereskan kawasan tersebut.
Selain untuk alasan kesehatan, juga untuk memperbaiki citra Jakarta sebagai Ibu Kota terjorok. Bagaimana mungkin kita membiarkan predikat sebagai negara terburuk pengolahan limbah sampahnya. Tak tanggung-tanggung nomor urut kedua pula. Ini sungguh sangat memalukan.
Mengapa semuanya harus dari Jakarta? Jika Jakarta bersih, maka otomatis daerah-daerah lain pun akan mengikutinya. Dan akhirnya, Indonesia akan lebih baik. Dan kemungkinan predikat tersebut juga akan dapat dieliminasi. Mudah-mudahan saja. Dan kita serahkan semuanya kepada Gubernur DKI Jakarta. Yang kita tahu sangat banyak inovasinya. Dan saya rasa masalah sampah ini, adalah masalah kecil bagi Anies. Dengan teori-teori briliannya, sampah-sampah tersebut akan segera dapat dibereskan.
Bukan begitu kura-kura?
0 Response to "Sampah di Jakarta Utara Ini Bukti Pengolahan Sampah Indonesia Terburuk Nomor Dua"
Posting Komentar