loading...
Membaca berita yang dilansir oleh x.detik,com yang menguraikan hubungan Indonesia Network Election Survet, Partai Gerindra dan dan miliaran rupiah dari Amerika, ini menggelitik saya untuk mengobok-obok searching engine yang saya miliki. Hasilnya??? Nihil !! Hhmmm.... Siapa Indonesia Network Election Survey atau yang hasil surveynya selalu memenangkan Prabowo ini??
Kapan berdirinya Indonesia Network Election Survey atau yang disingkat INES??? Tidak satupun dari situs-situs yang saya temukan mengungkapkan tahun berdirinya INES ini, apalagi tanggalnya. Yang pasti akhir tahun 2012, Kompas melansir satu berita tentang Directur Data INES, Sudrajat Sacawitra, yang menyampaikan hasil survey intuk elektabilitas Prabowo yang menduduki peringkat teratas, yakni 33,4 persen, disusul Megawati sebesar 22,2 persen dan para tokoh lainnya. (https://internasional.kompas.com/read/2012/11/19/17471780/survei.ines.prabowo-mega.capres.etnis.jawa.terpopuler)
Artinya, INES lahir pada tahun 2012 dan tahun lahirnya INES juga dikatakan oleh kader Gerindra, Arief Poyuono.
Jika kita membandingkan dengan Lembaga Survey Indonesia yang komposisi lembaganya begitu terang benderang, jelas INES jauh dibawahnya. Somehow saya merasa INES itu seperti sebuah lembaga survey kajajaden. Tiba-tiba ada menjelas Pilpres 2014. Lucunya ada sebuah lembaga survey dengan nama yang sama Indonesia Network Election Survey, tapi situsnya hampir bisa dikatakan kosong. Setiap halaman informasinya bertulisnya "I'm a paragraph. Click here to add your own text and edit me...." (Lihat linknya disini : (http://indonesianes.wixsite.com/indonetsurvey/about) )
Di situs yang lain mengatakan bahwa INES adalah sebuah lembaga survey opini dan politik yang independent yang didirikan oleh aktivis aktivis buruh , akademisi dan masyarakat yang punya tanggung jawab akan pembangunan demokrasi yang bersih, jujur, terpercaya dan bermanfaat bagi kesejahteraan rakyat. Indonesia Network Election Survey berdiri akibat keprihatinan atas munculnya lembaga lembaga survey opini dan politik bayaran yang banyak merusak khasanah kehidupan demokrasi dengan menjadikan survey politik dan opini sebagai alat untuk keperluan branding serta pembangunan image dan opini publik bagi partai politik dan kandidat yang dicalonkan oleh partai politik yang bisa membayar mahal lembaga survey . Saya tidak tahu, apakah informasi ini benar atau tidak karena alamat situsnya sangat tidak profesional sekali => https://indonestsurvey.wordpress.com/about/
lanjuuut....
Sudrajat Sacawitra rupanya tidak bisa bekerja lama dengan INES, dia digantikan oleh Irwan Suhanto yang mengakui jika INES merupakan lembaga survei alat propaganda Partai Gerindra dan capresnya Prabowo Subianto .
Sayangnya,lagi-lagi Irwan pun lebih memilih mundur dari INES pada 20 Juni 2014 lalu karena dia tidak mau mengambil risiko atas rencana lembaga itu menjadi alat propaganda Prabowo dalam pilpres.
"Tapi 12 hari kemudian (setelah dia mundur, tanggal 2 Juli) INES merilis survei yang memenangkan Prabowo . Padahal sebelum saya mundur tidak ada survei. Bagaimana bisa mengeluarkan hasil survei dalam waktu 12 hari," kata Irwan menambahkan bahwa proses survei sampai publikasi paling cepat adalah sebulan.
Tidak hanya itu, kata Irwan, bahkan sejak dia bergabung dengan INES pada 2 Agustus 2013, lembaga itu juga tidak pernah sekali pun benar-benar melakukan survei di lapangan. Sejak bergabung, lanjut Irwan, INES juga sudah menjadi alat propaganda Partai Gerindra.
Sekarang kita bandingkan dengan pernyataan Arief Poyuono yang meyakini hasil survei INES terkini diyakini paling sahih. Survei lembaga lain dianggapnya ngawur. "Yang paling bener itu INES. Artinya INES jarang sekali mengeluarkan hasil surveinya, tapi tepat," ujar Arief, di Mess Aceh Amazing Hotel, Menteng, Minggu, 6 Mei.
Cocok bukan??? Arief mengakui bahwa INES jarang mengeluarkan hasil survey, Irwan mengatakan di tahun 2013 bahwa INES tidak pernah sekali pun benar-benar melakukan survei di lapangan.
Apakah ini artinya INES hanya mengeluarkan hasil survey karangan alias jadi-jadian ketika diperlukan???? Siapa pula yang akan mengecek di lapangan, bukan??? Jadi santai saja. pokoknya Prabowo harus memiliki hasil survey yang mumpuni !!!
Biasanya sebuah lembaga survey memiliki klien yang menggunakan jasa mereka untuk mensurvey usahanya. Dari sini mereka mendapatkan dana operasional. Tapi INES, menurut keterangan yang disampaikan oleh Arief Poyuono, tidak menerima pesanan. Maksudnya klien INES hanya Gerindra saja??
Pernyataan Poyuono ini seperti menguatkan pernyataan Irwan bahwa INES adalah alat propaganda partai Gerindra untuk "memaksakan" Prabowo tampil yang terdepan.
Apakah itu artinya pendanaan INES juga datang dari partai Gerindra???? Saya tidak tahu. Saya hanya bisa menyambungkan beberapa pernyataan yang saling menguatkan.
Arief Poyuono sebagai ketua Federasi Serikat Pekerja BUMN Bersatu mengatakan bahwa FSP BUMN ini yang mendanai INES. Pernyataan ini sama dengan pernyataan Irwan pada tahun 2013 yang mengatakan, "Dalam setiap rilis, setiap ditanya wartawan soal sumber dana, kita ungkapkan dari kas Federasi Serikat Pekerja BUMN Bersatu. Orang pasti tahu irisan ketua federasi dengan pengurus DPP Gerindra,". Tapi saat itu Irwan menolak untuk mengatakan siapa "Oknum Gerindra" yang meminta dia untuk mengatakan itu pada wartawan.
Jika sekarang Poyuono mengatakan bahwa baik dirinya maupun Gerindra tidak ada hubungannya dengan INES, itu karena Pilkada DKI Jakarta 2012, INES menjadi lembaga sendiri di luar Federasi Serikat Pekerja BUMN Bersatu, “Sampai saat ini tidak ada nama saya di situ (INES). Dekat kan tidak berarti mempengaruhi,” sangkal Poyuono. Ah, Itu kan versinya Poyuono kalau dekat itu tidak berarti mempengaruhi.
Memang INES tidak perlu dipengaruhi, wong INES itu ibarat kotak musik yang kalau dibuka akan bunyi suara musik yang bisa menghantarkan Prabowo tidur dalam kelelapan.
Lalu sekarang, kalau sudah melepaskan diri dari FSP BUMN, INES didanai siapa pak??
Poyuono mengatakan bahwa Stanford University di Amerika lah yang menjadi donor INES sekarang. Ini terjadi sejak INES mendatangkan ahli bernama Gerard Sanders dari Stanford University, Amerika Serikat, untuk melakukan supervisi. ITU KATA ARIEF POYUONO. Arief juga menyebutkan bahwa Sanders adalah tim kampanye Presiden Donald Trump. Sampai saat ini, INES pun masih mendapatkan bantuan dana dari pihak tersebut.
“KITA (kok KITA? berarti kamu dan dia dong?) INES Stanford University kita datengin. Nah, INES dapat donornya dari sana. Makanya INES nggak terima pesanan. Lembaga donor. Dari Amerika lah. Mereka (INES) dapat setiap tahunnya berapa miliar rupiah. Mereka mengajukan proposal tiap tahun,” katanya.
KATANYA.... lagi-lagi katanya. Arief Poyuono ini sepertinya punya hobi membuat pernyataan karangan bebas.
Semua keterangan Poyuono ini tidak masuk akal dan terdengar sangat ngasal. Katanya INES didirikan oleh aktivis aktivis buruh , akademisi dan masyarakat. Pengajuan proposal untuk mendapatkan dana bantuan miliaran rupiah itu tidak bisa ngasal. Pasti ada kewajiban yang harus dijalankan. Lalu si pendonor juga akan mengevaluasi proposal atas dasar keuntungan yang akan mereka dapatkan. Dan setiap dana yang dikeluarkan akan ditukar dengan sebuah laporan yang disebut Project Report. Kalau Survey saja jarang dilakukan, lalu apa yang akan dilaporkan? Kecuali Standford University itu sekedar tempat transit dana saja. Dan apa keuntungan survey atas elektabilitas satu orang untuk sebuah universitas????
Apa mungkin uang miliaran itu ibarat SEDEKAH???? Waaaaah generouuuuus sekali yaaaah....
Dengan kinerja INES yang jarang mengadakan survey, dibandingkan dengan dana donor miliaran rupiah, dan hasil survey INES yang selalu memenangkan Prabowo seorang, hubungan ketiganya sangat mudah dipetakan. Apalagi nama Gerald Sanders yang katanya tim kampanye Donald Trump, SANGAT DIRAGUKAN.
Karena sejauh yang saya baca, yang menjadi bagian dari tim kampanye Donald trump itu namanya Bernie Sanders.
Yang pasti saya melihat hubungan INES, Gerindra dan Prabowo adalah INES ibarat kotak musik yang kader Gerindra persembahkan pada Ketua Umum Mereka, Prabowo, untuk menyenangkan dia dengan semua hasil survey INES yang selalu memenangkan Prabowo.
Dan menjadi catatan bahwa INES tidak menerima pesanan (dari pihak lain?), sepertinya dibentuk pada tahun 2012 khusus untuk propaganda Prabowo, seperti yang dikatakan Irwan Suhanto.
Masuk akal ga menurut kalian?????
0 Response to "Mengapa Hasil Survey INES, Selalu Memenangkan Prabowo?? Karena INES Itu Milik...."
Posting Komentar