loading...
Hari ini saya kebetulan sedang melintasi jalan Medan Merdeka. Macet parah dan mengular dari arah Tomang ke Istiqlal, daerah Gajah Mada ke Tomang, dan sepanjang jalan ke arah Kemayoran. Ini adalah kemacetan yang parah.
Saya yang berkendara motor pun mengalami kesulitan menyelip-nyelip karena saking padatnya. Ternyata ada acara bagi-bagi sembako gratis oleh FUI. Warga Jakarta yang 58 persen itu pun akhirnya datang berbondong-bondong memenuhi Monas. Monas menjadi tempat sampah terbesar di dunia mungkin.
FUI membagikan tiga jenis kupon yang dibawa warga untuk menghadiri acara ini. Kupon biru, oranye dan kuning. Kupon biru dipakai untuk sembako gratis, oranye untuk makanan gratis, dan kuning untuk hadiah.
Kupon ini dibagi-bagikan kepada warga, untuk kemudian ditukarkan. Seorang warga bernama Aan dari Grogol mengatakan setiap keluarga diberikan satu kupon.
"Ibu mendapatkan dari RT, dapat 2 kupon sembako dan 2 makanan. (Ada 4 kupon) karena untuk Ibu dan anak Ibu… Ada beras 1 liter sama 3 bungkus mie. Kupon makanan belum (ditukarkan), katanya dapat nasi atau roti… Ada 6 mikrolet biru tadi yang berangkat rombongan. Nggak tahu siapa yang sediakan. Pokoknya kalau berangkat naik (mikrolet) boleh, kalau mau berangkat sendiri juga boleh…" kata Aan kepada detikcom, di Monas, Jakarta Pusat, Sabtu (28/4).
Warga yang dibuat bahagia warganya, ternyata tidak menandakan sebagai penduduk kota yang maju. Jika kita ingin melihat semboyan Anies Sandi, yaitu “Maju kotanya, bahagia warganya”, ini tentu jauh dari ekspektasi. Sampah berserakan di mana-mana, menandakan kota ini tidak maju malah mundur dibandingkan era Ahok.
Terlihat dari warga yang duduk di atas rumput yang dikatakan Anies boleh diinjak, karena mudah ditumbuhkan lagi. Bayak orang yang bukannya duduk di tempat yang sudah disediakan, mereka malah duduk di atas sampah. Inikah potret 58 persen warga Jakarta? Memalukan sekali. Terlihat orang tua dan anak kecil duduk santai di atas sampah.
Terlihat pula seorang ibu-ibu muda, dengan gadgetnya sedang memfoto anaknya yang sedang dipangkunya. Anaknya melihat dengan riang ke arah ibunya yang berwajah murung. Mengapa engkau murung, hai ibu? Apakah kamu menyesal karena memilih Anies?
Lihat anak di sebelahnya juga terlihtat cemong, dengan mulut kotor, apakah dia memainkan sampah di sekitarnya? Jagalah kesehatan anakmu, jangan sibuk main HP.
Inilah pemandangan yang akan sering kita lihat, ketika Anies menjabat sebagai gubernur DKI Jakarta. Gubernur pilihan umat ini, menjadi seorang gubernur yang jorok, dan tidak mendidik warganya. Ngomong-ngomong, Anies sedang ada di perjalanan menuju ke Amerika. Mungkin sedang duduk di kursi business class.
Bukannya mengusahakan kemajuan kota, Anies ini malah membiarkan warga boleh menginjak-injak dan duduk di atas rumput. Malah jadi tempat sampah terbesar di dunia. Kelakuan warga yang kebanyakan 58 persen ini diakibatkan karena ulah peraturan pemerintah yang salah. Anies jadikan warga tidak terdidik.
Wow bersih sekali. Anies membiarkan warga dan anak-anak makan bersama sampah. Sampah yang kotor, menjadi pemandangan yang biasa-biasa saja bagi anak-anak. Mereka makan ditemani sampah. Gubernur kalian, gubernur pilihan umat.
Terlihat sekali sepertinya 58 pesen warga Jakarta ada di sana. Luar biasa sekali bukan? Pendukung Anies, gubernur pilihan umat, mengantre sembako dengan begitu semangat. Saking semangatnya, sampah pun ditinggalkan.
Sumber foto bisa diakses di sini.
Setelah sampah, macetpun berulah. Macet parah di Jalan medan Merdeka pun terjadi karena ada sampah di Monas. Bukan lagi Si Komo, melainkan Si Sampah yang membuat kemacetan. Ini adalah akibat dari kegagalan dalam merencanakan.
Plan to fail, fail to plan
Kemacetan semakin gila pada pagi hari yang menyengat. Anies meninggalkan kesemrawutan Jakarta ke tangan Sandiaga. Apa yang Sandiaga lakukan? Malah mengalihkan saham bir ke temannya. Luar biasa bukan?
Sumber foto bisa diakses di sini.
Bukannya mengusahakan kemajuan kota, Anies ini malah membiarkan warga boleh menginjak-injak dan duduk di atas rumput. Malah jadi tempat sampah terbesar di dunia. Ketika Monas dijadikan tempat sampah, Anies malah pesiran ke Amerika. Selamat datang di kota semrawut. Monas yang pernah dijadikan tempat fitnah Ahok, lalu jadi tempat perayaan acara Paskah, sekarang menjadi tempat sampah! Welcome to Jakarta, Anies Sandi menang, warga Jakarta merana.
Ada beberapa yang tanya FUI itu apa, FUI yang bagi sembako adalah Forum untukmu Indonesia. Clear? Jgn panas dulu.
Lalu yang saya komentari adalah kebijakan injak rumput Anies, bikin warga makin seenaknya... Clear?
Betul kan yang saya katakan?
0 Response to "Menjijikkan! Kebijakan Anies, Bikin Monas Jadi Tempat Sampah!"
Posting Komentar