loading...
Sebagai sebuah surat kabar yang cukup besar di Indonesia, yang dilahir di Surabaya. Jawa Pos selalu menjadi rujukan bagi pemburu berita. Surat Kabar yang dibesarkan oleh Dahlan Iskan ini, seperti surat kabar lainnya juga menyediakan portal online yang langsung dapat dibaca melalui jaringan internet. Seperti juga Kompas yang menggurita di seluruh Indonesia, begitu juga dengan Jawa Pos. Jika Kompas dengan TribunNews-nya, maka Jawa Pos menggurita dengan Radar-nya.
Selayak sebuah media mainstream, Jawa Pos tidak seharusnya menggali sumber berita dari media sosial. Ya, memang sekarang terasa aneh, jika dulu media sosial mendapatkan sumber berita dari media mainstream, tetapi sekarang kebalikannya justru media mainstream mengambil sumber berita dari media sosial. Cuitan-cuitan tokoh nasional lewat Twitter atau pun Facebook akan menjadi sumber berita bagi media mainstream. Dari cuitan tersebut akan diolah menjadi sebuah berita yang kemudian diterbitkan melalui jaringan online media mainstream tersebut.
Jawa Pos juga begitu. Baru-baru ini Jawa Pos menurunkan sebuah berita yang berjudul, ‘Nah, Tersangka Muslim Cyber Army Ternyata Ahokers’ berita ini diturunkan oleh Jawa Pos bersumber dari sebuah tuit yang diposting oleh lawan Ahok di Twitter yang menuduh pemegang akun @Cak_Luth adalah Muhammad Luth yang kemudian diketahui bahwa akun @Cak_Luth berbeda dengan Muhammad Luth yang mana ditangkap sebagai anggota MCA. Untuk hal ini sudah dikonfirmasi oleh pihak kepolisian.
Berita Jawa Pos dengan judul di atas, kemudian dijadikan sumber oleh pihak-pihak yang berseberangan dengan pemerintah untuk menyudutkan pemerintah. Pemerintah dituduh telah menjadi dalang kemunculan MCA selama ini. Bahkan akun sekaliber Fahri Hamzah yang nota bene adalah Wakil Ketua DPR saja memposting berita hoax yang bersumber dari Jawa Pos ini.
Akibat dari berita Jawa Pos ini, tuduhan-tuduhan kepada Jokowi adalah sumber hoax MCA terus dihembuskan oleh portal-portal yang berseberangan dengan Jokowi. Seperti Tribun Islam membuat judul, “Warganet: Lupa Hapus Jejak, Ketua The Family MCA yang Ditangkap TERNYATA Bagian dari Relawan Jokowi?”, serta tuduhan-tuduhan di Twitter kepada Jokowi semakin banyak, mereka mengambil sumber berita dari Jawa Pos yang seakan-akan valid. Seperti sebuah akun Twitter yang menamakan dirinya Anti HOAX Anti CeBong menulis, “Setelah terbukti Ketua MCA Palsu adalah RELAWAN Jokowi dan Ahok (Jasmev), pengurus PSI yang juga admin akun hoax dan akrab bergaul dengan relawan Jokowi-Ahok lainnya seperti akun @partaisocmed, bgmn sikap @BareskrimPolri?’
Kehebohan dari berita Jawa Pos yang mengambil sumber dari kicauan seseorang di Twitter tanpa crosscheck tersebut, membuat gerah seorang relawan Jokowi. Akun Twitter @partaisocmed pun mengklarifikasi tuduhan bahwa akun @Cak_Luth adalah anggota MCA yang ditangkap oleh polisi tersebut. Tak berapa lama setelah akun @partaisocmed klarifikasi masalah ini, akun @Cak_Luth juga menyatakan bahwa dirinya tidak terkait dengan Muhammad Luth anggota MCA yang ditangkap polisi. Bahkan polisi juga membantah akun @@Cak_Luth adalah kepunyaan Muhammad Luth seperti yang dituduhkan oleh lawan-lawan Jokowi.
Akibat kehebohan yang diakibatkan oleh berita Jawa Pos yang tidak valid tersebut, Redaksi Jawa Pos segera memberikan klarifikasi dan memohon maaf atas ketidaknyamanan yang telah ditimbulkan oleh berita tersebut. Berikut adalah permintaan maaf dari Redaksi Jawa Pos.
JawaPos.com – Terima kasih atas respon pembaca atas artikel di JawaPos.com terkait Muslim Cyber Army dan mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang diunggah pada Minggu (4/3). Redaksi JawaPos,com meminta maaf karena artikel tersebut telah menimbulkan kegaduhan akibat dari proses jurnalistik yang tidak sesuai dengan standar JawaPos.com.
Berdasarkan peninjauan internal redaksi, ditemukan fakta bahwa editor terburu-buru dalam mengunggah artikel tersebut. Sehingga, mengabaikan standar yang ditentukan terutama terkait dengan cover bothside. Termasuk, untuk selektif dalam mencari narasumber karena telah menjadikan akun anonim sebagai rujukan utama.
Dengan kasus ini, seharusnya Jawa Pos mendapatkan teguran dan sanksi dari Dewan Pers. Karena telah menjadikan akun anonim sebagai sumber berita. Dan kredibilitas Jawa Pos sebagai koran nasional yang besar akan tercoreng dengan berita yang diunggah oleh JawaPos.com ini. Di kemudian hari, media mainstream harus lebih teliti dalam melakukan cek dan cek, agar berita yang diterbitkan dapat dipertanggungjawabkan. Karena Jawa Pos bukanlah sebuah media abal-abal yang asal mengunggah sebuah berita, meski sumbernya tidak jelas. Jawa Pos adalah media mainstream yang sudah terkenal dan saya rasa ini adalah pelajaran bagi Jawa Pos. Untuk kemudian hari, tidak terjebak memberitakan sesuatu berita yang tidak benar. Apalagi sebuah berita pesanan yang dipesan khusus untuk menyudutkan pemerintah. Sekali lagi jangan sampai terjadi, karena kredibilitas Jawa Pos dan nama Dahlan Iskan akan dipertaruhkan.
0 Response to "Salah Beritakan Ahoker Sebagai MCA, Jawa Pos Minta Maaf "
Posting Komentar