Ketika Fadli Zon Menjawab Suruhan Zara Zettira Untuk Ajari Jokowi Soal Protokoler

loading...






Alkisah Fadli Zon mengunggah foto dirinya bersama Kofi Annan, Mantan Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa di akun twitternya @fadlizon usai ngobrol tentang Rohingya. Nah kebetulan, penulis Zara Zettira melihat dan langsung berkomentar seperti ini :






Fadli Zon pun menjawab :


Tanggung Mbak tinggal setahunan lg. Ganti yg baru saja 😀

Yang disindir oleh Zara Zettira adalah soal dimuatnya tulisan wartawan New Zealand Herald, Audrey Young, yang mengatakan Presiden Joko Widodo tidak mau tampil dalam konferensi pers bersama Perdana Menteri Ardern dalam lawatannya ke Selandia Baru. Audrey Young menulis bahwasannya jika seorang presiden diharapkan berperilaku sesuai dengan protokol dan nilai-nilai negara yang dikunjunginya. Muncul anggapan Jokowi tidak mau melakukan konferensi pers karena adanya kekhawatiran akan ditanya soal Papua.

Duta Besar Indonesia untuk Selandia Baru, Tantowi Yahya, menjelaskan bahwa Presiden bukan mangkir dari konferensi pers. Namun justru ada usulan dari Kementerian Luar Negeri dan Perdagangan Selandia Baru agar hasil pembicaraan dikeluarkan dalam bentuk keterangan pers yang akan ditampilkan dalam situs resmi kedua belah negara dan akhirnya hal itu disepakati. Tantowi sendiri sudah menyatakan kecewa dengan apa yang ditulis oleh Audrey Young. Kalau dalam persepsi saya sih, yang namanya protokoler itu kan keputusan dua belah pihak yang mengurus pemimpin tersebut. Lha apa urusannya para wartawan mengatur urusan protokoler itu? Tidak adanya konferensi pers bersama artinya memang pihak protokoler kedua pemimpin tidak memasukkan itu dalam jadwal. Dan konferensi pers juga bukan kewajiban yang harus dilakukan oleh setiap pemimpin yang berkunjung.



Bagaimana Politik Kita Sehat Kalau Politikus dan Pemandu Soraknya Macam Fadli Zon dan Zara Zettira

Zara Zettira itu setahu saya dulunya penulis dan beberapa karyanya sempat melambung saat diunggah ke layar kaca. Entah kenapa sekarang lebih dikenal sebagai pemandu dorak politik yang pekerjaannya nyinyir terus di media sosial. Pernah juga beredar fotonya yang sedang mengambil gambar untuk pas foto menggunakan jaket Partai Demokrat. Kenapa ya nggak balik produktif jadi penulis lagi? Padahal jaman sekarang kalau tulisannya bagus, banyak yang membaca, apalagi sampai diangkat jadi film tentu penghasilan yang diterima cukup lumayan. Sebut sajalah macam Andrea Hirata, Ika Natassa, Pidi Baiq, Dee Lestari, atau bahkan Sapardi Djoko Darmono. Mereka cukup konsisten dengan pekerjaannya sebagai penulis. Apalagi dengar-dengar Zara juga sedang berjuang melawan penyakitnya. Lho daripada pekerjaannya nyinyir, kenapa tidak tetap menulis sambil berjuang untuk kesembuhannya saja? Siapa tahu dengan berkarya seperti dulu malah lebih happy, banyak terpapar ambience positif, dan pasti didoakan banyak orang agar bisa segera sembuh.

Buat saya orang-orang macam Fadli Zon dan Zara Zettira ini adalah pelajaran buruk untuk politik kita. Kita tidak bisa memaksa semua orang suka kepada pemimpin. Mungkin saya juga akan sebal kalau misalnya yang jadi Presiden adalah Prabowo Subianto. Tapi kan tidak perlu terus menerus mengeluarkan pernyataan yang kontra produktif dan sengaja nyinyir seperti itu? Apalagi Fadli Zon dalam kapasitasnya sebagai Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia. Bukan sekali dua kali saja dia itu mengunggah cuitan ataupun omongan yang nirfaedah. Okelah posisi Partai Gerindra adalah oposisi, tapi tidak bisakah jadi oposisi yang berkualitas? Yang memberikan kritik membangun dan bukan sekedar nyinyir belaka. Dan yang seperti ini disuruh mengajari Jokowi? Hahaha hahahaha...

Jelas tagline 'Ganti Presiden 2019' sudah diluncurkan. Yang kasat mata menggaungkan ini Gerindra dan PKS. Namanya juga kebelet berkuasa dan punya agenda politik. Masalahnya mereka ingin mengganti Presiden namun yang dilakukan hanya dengan menjelek-jelekkan Presiden Jokowi, pemerintahan, ataupun pendukungnya tapi sendirinya tidak jelas menawarkan apa dari calon yang akan diusung yang sekiranya bisa membuat publik percaya pemimpin baru bisa lebih baik dari Jokowi. Lha kalau cuma menjelek-jelekkan orang saja itu kan konyol, pokoknya ganti tapi penggantinya lebih busuk atau lebih baik sama sekali tak jelas.


0 Response to "Ketika Fadli Zon Menjawab Suruhan Zara Zettira Untuk Ajari Jokowi Soal Protokoler"

Posting Komentar