Benar: Jokowi tak Perlu Menanggapi Pernyataan Amien Rais yang Ecek-Ecek

loading...




Amien Rais follower setia imam besarnya, Rizieq Shihab menyampaikan pada khalayak ramai tentang ancamannya pada Jokowi. Perihal apa isi ancamannya, seworders bisa membaca dan mengomentari tulisan ini:


Sebenarnya apa yang dimaui Amien Rais? Tidak lain dan tidak bukan: mencela orang lain. Banyak orang menuturkan bahwa professor ini gemar mencela, mempermalukan dan menjatuhkan orang lain. Bahkan tidak jarang tampil di muka seolah pahlawan, namun pahlawan kesiangan.

Jika tahun 98-an beliau dinobatkan sebagai bapak reformasi, mungkin penobatan itu karena khilaf. Mengapa begitu? Kala itu ia lantang menentang Soeharto pemilik rezim kuat. Karena suara kerasnya itulah banyak yang terkesima. Namun rupanya banyak orang lupa. Sebelum tahun 98, Gus Dur, Megawati adalah orang-orang pemberani dalam melakukan perlawanan pada Soeharto. Tak heran Gus Dur hidup dalam berbagai ancaman, termasuk hidupnya dalam bayang-bayang maut akibat tekanan rezim orde baru. Megawati, sosok perempuan pemberani itu harus pontang-panting melakukan pembelaan bagi rakyat dan partainya, PDI. Keberaniannya melawan Soeharto berdampak pada pencopotan dirinya dari Partai Demokrasi Indonesia karena pemerintah memilih Sorjadi sebagai ketua umum PDI. Soerjadi lebih memilih tunduk pada Soeharto ketimbang tunduk pada mandat partainya.

Saat reformasi tiba, kekuatan Soeharto mulai goyah. Di saat itulah Amien Rais muncul dan bersuara lantang menyerukan supaya Soeharto turun dari tahta kekuasaannya. Dari sana namanya bersinar seperti cahaya matahari yang menyibak mega. Jadi bisa dilihat, sesungguhnya tanpa Gus Dur dan Megawati, Amin Rais tidak akan bersinar.

20 tahun pasca reformasi, pandangan-pandangan Amien Rais masih dianggap relevan. Paling tidak di hadapan kelompok calon presiden 2014, Prabowo Subiyanto. Kelompok ini menyerukan diri sebagai Koalisi Merah Putih alias KMP. KMP memiliki kaitan erat dengan Rizieq Shibah dan alumni 212. Amien Rais memuja Rizieq Shibab yang diangkat menjadi imam besar oleh kelompok 212. Selain berhasil mengganyang Ahok, kelompok ini memiliki ambisi besar yaitu merongrong pemerintahan RI dan di pemilu presiden mendatang akan lantang mengkampamyekan sikap anti Jokowi.

Rupanya sikap anti Jokowi yang dimulai sejak 2014 itu sampai kini (bahkan mungkin sampai tahun-tahun mendatang) tidak berhenti. Amien Rais sering menyebut Jokowi sebagai lurah, bukan presiden. Wah… terlalu! Selain itu ia tak henti-hentinya menebar ancaman pada pemerintah yang sah. Untung saja Jokowi itu sabar. Meski ia sering dikatakan sebagai kafir, Cina, PKI, namun kesabarannya luar biasa. Demikian juga dengan orang-orang di sekitar Jokowi. Karena keteladanan Jokowi, mau tidak mau orang-orang di sekitarnya mengikuti jejak sang pemimpin.

Salah satu kawan setia Jokowi yang selalu mengikut geraknya adalah Hendrawan Supratiknyo dari PDIP. Ia juga guru besar lho.. jadi kalau ada orang menyebut PDIP itu berisi orang-orang tidak berpendidikan, itu salah besar. Atau penyebutan itu bisa jadi karena sikap tinggi hati alias arogan. Hendrawan tidak sakit hati dengan pernyataan-pernyataan Amien Rais, sekalipun pernyataan-pernyataan Amien kerap bikin panas hati. Hendrawan justru memberikan apresiasinya pada embah Rais.

Inilah ungkapan Hendrawan yang bikin adem suasana hati:

"Saya nilai pesan yang wajar dan baik. Tak ada yang perlu diperdebatkan,"


"Dari dulu Pak Amien kan dikenal tokoh yang kritis. Sejauh yang disampaikan masih objektif, didasarkan pada fakta dan data yang benar dan akurat, disampaikan demi kepentingan bangsa dan negara, tak ada masalah,"

"Pak Amien itu tokoh nasional. Jangan dianggap remeh. Yang dibicarakan pasti bernuansa kepentingan persatuan dan kemajuan bangsa,"


Membaca ungkapan-ungkapan itu, rasanya pantas jika Hendrawan disebut sebagai negawaran. Ia tidak melakukan pembalasan atas tuturan Amien yang serasa kurang baik.

Selain Hendrawan, ada pula politisi PDIP lain memberi komentar. Beliau adalah Ketua Bidang Kehormatan DPP PDIP Komarudin Watubun. Kang komar mengatakan Presiden Jokowi tak perlu menanggapi kritik Amien Rais. Ada satu ungkapan menarik dari kang Komar:

"Saya kira Pak Jokowi tidak perlu menanggapi ecek-ecek itu karena sibuk mengurusi masyarakat,"

Dari ungkapan itu, seworders pasti bisa memberikan penilaian. Saya menafsirkan bahwa Kang Komar menyebut tuturan Amien Rais yang diungkapkannya merupakan hal ecek-ecek dan sangat tidak substansial. Urusan Rizieq Shihab mau pulang ke Indonesia atau tidak, itu bukan hal substantsial dan tidak berpengaruh pada kemakmuran rakyat.

Dengan kata lain, kang Komar ingin menegaskan bahwa ada banyak hal harus dikerjakan Jokowi. Ia harus mewujudkan ucapannya: kerja-kerja-kerja! Rakyat Indonesia butuh pemimpin yang tidak hanya bicara indah, baper, suka curhat, apalagi pencela. Kita butuh pemimpin yang bekerja bagi Indonesia Raya!



0 Response to "Benar: Jokowi tak Perlu Menanggapi Pernyataan Amien Rais yang Ecek-Ecek"

Posting Komentar